![Kolaborasi Indonesia-Jepang dalam Irigasi dan Drainase](https://sda.pu.go.id//assets/uploads/posting/kolaborasi_indonesia-jepang_dalam_irigasi_dan_drainase_1739438694_fae7ff4415ebee26bad4.png)
Dalam rangka memperkuat kerja sama dalam pengembangan bidang irigasi dan drainase, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum bekerjasama dengan Pemerintah Jepang melalui Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF) melaksanakan kegiatan “Implementation of Irrigation and Drainage Technology”.
Hal ini didasarkan pada record of discussion yang telah ditandatangani oleh Overseas Land Improvement Cooperation Office, Rural Development Bureau dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada 21 Juni 2022. Kegiatan ini pun juga masuk ke dalam Compendium Concrete Deliverable sebagai lampiran Ministerial Declaration World Water Forum ke-10. Kegiatan Implementation of Irrigation and Drainage Technology ini diselenggarakan setiap tahun secara bergantian oleh kedua negara melalui dialog kebijakan, seminar teknis dan kunjungan lapangan. Pada Maret 2024 telah dilaksanakan 4th Irrigation and Drainage Technology Exchange di Indonesia dan untuk 5th Irrigation and Drainage Technology Exchange telah dilaksanakan pada 5 Februari 2025 secara daring.
Dari kegiatan ini diharapkan baik Jepang maupun Indonesia dapat saling bertukar informasi, pengalaman atas setiap permasalahan dan penanganan yang dilakukan di masing - masing negara sehingga kedepannya dapat menggunakan informasi tersebut untuk dapat dikembangkan dan diterapkan di negara masing - masing dalam rangka peningkatan pengembangan dan pengelolaan irigasi dan drainase. Pertemuan ini menjadi sarana yang baik untuk memperkuat hubungan timbal balik dan berkontribusi dalam pengembangan sektor irigasi dan drainase baik di Jepang maupun Indonesia.
Dalam kegiatan 5th Irrigation and Drainage Technology Exchange sesi dialog kebijakan, Toshiki Fujimoto, Deputy Director Overseas Land Improvement Technical Office, Design Division, Rural Development Bureau, MAFF menyampaikan tindakan yang dilakukan Jepang untuk mengatasi perubahan iklim dalam sektor infrastruktur yaitu dengan langkah adaptasi yang memanfaatkan fasilitas yang sudah ada dan evaluasi risiko menggunakan hazard map, penghematan volume air dan sistem perpipaan saluran air untuk mengontrol supply air sehingga bisa menghindari masalah kekeringan dan mengatur pemberian air dengan otomatisasi serta dapat disesuaikan dengan waktu dan suhu tertentu. Selain itu, mengacu pada Sustainable Development Goals (SDG’s) 6, disampaikan bahwa penggunaan air harus dilakukan secara efisien sehingga sistem monitoring dapat digunakan untuk mengontrol penggunaan air. Fokus pada penggunaan ruang air dan air bawah tanah. Framework ini disebut dapat diikuti oleh Pemerintah Indonesia.
Pada sesi yang sama, Direktur Irigasi dan Rawa yang diwakilkan oleh Kepala Subdirektorat Perencanaan Teknis Irigasi dan Rawa menyampaikan beberapa hal terkait “Utilization of Satellite Imagery in Calculating The Crop Indeks”, diantaranya adalah dilakukan pengembangan teknologi untuk mendukung salah satu visi Kabinet Indonesia Maju menuju Indonesia emas 2025. Pencapaian visi Presiden dilaksanakan melalui 8 Misi (Asta Cita), yang didukung oleh 17 Program Prioritas, 8 Program Hasil Terbaik Cepat (Quick Wins), dan 320 Program Kerja. Program prioritas yang berkaitan dengan Kementerian PU adalah memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi dan air, ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Dari prioritas tersebut, Kementerian PU memiliki visi yaitu terwujudnya Indonesia Maju dalam Mendukung Fondasi Indonesia Emas 2045 melalui Penyelenggaraan Infrastruktur Pekerjaan Umum yang handal dan berkelanjutan. Salah satu strateginya yakni dengan berperan strategis dalam mendorong peningkatan produktivitas aktivitas pertanian melalui pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi dan dengan sumber daya air yang berkelanjutan. Dalam hal tersebut, Ditjen Sumber Daya Air memanfaatkan teknologi citra untuk memonitor keberhasilan pelaksanaan rehabilitasi irigasi di mana penentuan lokasi dalam target rehabilitasi jaringan irigasi menggunakan hasil interpretasi citra melalui sistem IDMAl (Integrated Digital Monitoring for Agriculture and Irrigation) yang dikembangkan oleh Bappenas bersama Kementerian/ Lembaga lainnya seperti BRIN, Kementerian Pertanian, BMKG dan BPS.
Kenji Washino selaku Direktur Direktur Overseas Land Improvement Technical Office, Design Division, Rural Development Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry & Fisheries (MAFF) menyampaikan bahwa permasalahan yang dihadapi Jepang seperti kekeringan, banjir, pergeseran waktu tanam akibat perubahan iklim memiliki persamaan dengan yang dihadapi Indonesia, hal ini disebabkan Jepang dan Indonesia merupakan monsoon area, daerah kepulauan, kelembaban tinggi, pusat pertaniannya untuk tanaman padi. Dari banyaknya kesamaan ini, Ia mengharap hal tersebut dapat mendorong kerja sama Jepang dan Indonesia ke depannya.
Selaras dengan hal di atas, Birendrajana selaku Direktur Sistem dan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air juga mengharapkan kerja sama baik ini tetap dilanjutkan oleh kedua belah pihak terkait teknologi irigasi dan drainase karena pertemuan ini bermanfaat untuk memperkaya informasi dalam pengelolaan irigasi di Indonesia. Adanya pertukaran teknologi menjadi salah satu wujud kerja sama bilateral Indonesia dan Jepang yang tentunya dapat memperluas kerja sama dan kontribusi di kedua negara. (KompuSDA)
- Kompu SDA