Indonesia diprediksi akan
terdampak oleh fenomena La Niña, dengan puncak hujan diperkirakan terjadi pada
akhir tahun 2024 sampai awal tahun 2025. Salah satu daerah yang terdampak ialah
Provinsi Bali, bahkan beberapa waktu yang lalu sebagian wilayah tersebut
tergenang banjir.
Hujan lebat yang mengguyur
Kabupaten Badung selama dua hari berturut-turut pada tanggal 21 dan 22 Desember
2024 mengakibatkan sejumlah genangan di beberapa Lokasi. Tingginya curah hujan
mengakibatkan Tukad Mati tidak mampu menampung air sehingga drainase di Jalan
Sri Rama dan Jalan Kunti II meluap yang menyebabkan permukiman warga, aktivitas
wisata dan kendaraan terdampak oleh banjir tersebut. Selain itu, saat itu
sedang terjadi pasang arus laut, hal tersebut diduga memperlambat laju aliran
air sungai dari daratan menuju laut.
Mengutip dari detikbali, Lurah
Legian Ni Putu Eka Martini mengatakan titik yang menjadi lokasi banjir paling
parah berada di sekitar aliran sungai Tukad Mati, sebelah barat kawasan
tersebut. Adapun kawasan yang terendam banjir meliputi Jalan Campuhan, Pandawa,
Jalan Kresna, dan sekitarnya, yang tergolong kawasan rendah.
“Penanganan banjir dilakukan
dengan menyedot genangan lalu membuangnya kembali ke sungai. Penyedotan ini
dilakukan petugas Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida serta Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung dengan alat portable”, ucap Eka.
Ditjen SDA Kementerian Pu melalui
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida melakukan beberapa upaya penanganan. Penanganan
jangka pendek BWS Bali Penida menurunkan 2 unit mobile pump untuk menyedot
genangan di Jalan Kunti dan Jalan Legian, lalu menghidupkan pompa banjir Tukad
Mati untuk mengurangi volume air. Untuk penanganan jangka panjang, BWS Bali
Penida berencana menambah jumlah pompa air di polder – polder daerah cekungan
dan drainasenya yang memiliki elevasi sama dengan elevasi dasar saluran Tukad
Mati.
Sebagai Informasi, seluruh Balai/Balai
Besar Wilayah Sungai yang menjadi perpanjangan tangan Ditjen SDA Kementerian PU
telah bersiap siaga menghadapi musim hujan. BWS Bali Penida khususnya telah
melakukan beberapa upaya mitigasi diantaranya melakukan identifikasi, survey
dan menginventaris kondisi tanggul sungai, memastikan pintu-pintu pengendali
banjir berfungsi dengan baik, memantau pos curah hujan secara real time,
meyiagakan pos siaga bencana yang terintegrasi dengan stakeholder
terkait, memastikan ketersediaan alat berat dan menyiapkan hotline posko
siaga bencana pada no 08533805126.
Terkait alat berat, BWS Bali Penida menyiagakan 44 alat berat yang terdiri excavator beragam jenis, mobile pump, hingga perahu fiber mini. Selain itu tersedia juga bahan banjiran berupa 6.135 unit kawat bronjong, 280 lembar geobag jumbo dan 109 lembar jumbo bag woven.
- Kompu SDA