Melindungi sungai dapat dilakukan bukan hanya dengan pembangunan infrastruktur yang sifatnya masif, tetapi dengan solusi yang berbasis alam. Hal ini sejalan dengan tema Hari Air Dunia (HAD) XXVI Tahun 2018 yaitu “Nature for Water”.
Demikian disampaikan Kepala BBWS Serayu Opak Ditjen SDA Kementerian PUPR Tri Bayu Aji dalam acara Keceh Kali dalam rangka HAD XXVI di Sleman, Minggu (25/3). Dalam kesempatan tersebut, Tri Bayu juga menginstruksikan jajarannya untuk melakukan monitoring dan mengidentifikasi permasalah yang terjadi di sungai-sungai.
“Sebagai pengelola sungai, kita mesti tahu permasalahan yang ada maupun perencanaan ke depan. Sebab, BBWS Serayu Opak bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya air di DIY dan Jawa Tengah bagian selatan,” jelasnya.
Tri Bayu juga meminta kepada para anggota komunitas sungai untuk terus melakukan upaya mengedukasi masyarakat dalam menjaga kelestarian sungai. “Saya apresiasi terhadap teman-teman di AKSY (Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta-Red) yang telah memberikan banyak masukan kepada kami. Semoga kita dapat membuat sungai kita menjadi bersih dan lestari,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Pokja Tambakbayan Tri Budi mengatakan bahwa ke depan, prioritasnya adalah bukan hanya membersihkan sungai, tetapi bagaimana mengupayakan agar tidak ada sampah yang masuk ke sungai. “Kita akan menangani sampah sejak dari daerah hulu. Kita perlu mengembangkan suatu sistem sehingga nantinya sungai tidak perlu dibersihkan karena tidak ada sampah yang mengalir ke sungai. Ini harapan kami,” katanya.
Tri Budi mengakui, upaya tersebut tidaklah mudah. Bahkan, bisa saja terjadi konflik dengan para pelaku pencemaran sungai. “Oleh karena itu, di Pokja Tambakbayan kami tidak berdiri sendiri. Kami merangkul semua pihak, termasuk para pengusaha dan pengembang,” jelasnya.(ifn/bbwsso)
sumber : BBWS Serayu Opak
- sisda