Jakarta – Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) akan melakukan beberapa strategi dan upaya pengendalian banjir dalam mengantisipasi musim penghujan, beberapa strategi itu ialah dengan menyiapkan dan mengoptimalisasikan pengoperasian infrastuktur tampungan air di berbagai daerah seperti 107 Danau, 215 Bendungan, 3.464 Embung, 332 Situ dan 10 Kolam retensi untuk mengendalikan volume air yang masuk ke sungai.
Selain infrastruktur tampungan air, Ditjen SDA juga akan mengoptimalisasi infrastruktur seperti tanggul pantai, sabo dam (pengendali lava, banjir lahar dingin, dan sedimen akibat letusan gunung berapi), pompa pengendali banjir dan tunnel pengendali banjir serta dilakukan peningkatan kewaspadaan dan inventarisasi alat berat sebagai tambahan untuk mencegah dan menanggulangi bencana banjir.
Direktur Jenderal SDA Jarot Widyoko pada saat acara press conference terkait Kesiapan Infrastruktur Menghadapi Musim Hujan dan Antisipasi Bencana Hidrologi di Kementerian PUPR, Kamis (29/9/2022) menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya banjir adalah adanya kerusakan daerah aliran sungai, penyempitan daerah resapan air yang mengakibatkan berkurangnya kualitas, kuantitas dan kontinuitas fungsi sungai. Selain itu, dampak dari cuaca yang ekstrem akibat pemanasan global juga sangat mempengaruhi terjadinya bencana banjir.
Dalam meminimalisir terjadinya bencana banjir, Ditjen SDA juga berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai ataupun Balai Wilayah Sungai (BBWS/BWS) di berbagai daerah yang memiliki potensi bencana banjir. Tidak hanya berkoordinasi dengan BBWS/BWS, Ditjen SDA juga berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika untuk memperoleh data prediksi banjir, peta prakiraan potensi banjir dan pemutakhiran peta kejadian banjir. Selain itu koordinasi dengan masyarakat juga turut dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan peningkatan kesiapsiagaan.
Sebagai informasi saat ini Ditjen SDA memiliki Operation Room yang dapat mengetahui elevasi air yang nantinya dapat menentukan seberapa besar jumlah air yang bisa ditampung di suatu bendungan untuk mengurangi potensi banjir di wilayah hilir.
“Saat ini kami sudah mempunyai Operation Room sehingga saat ini kami dapat memonitor kurang lebih 46 bendungan secara realtime kondisi bendungan ataupun tinggi elevasi air sehingga kami dapat bertindak lebih cepat lagi untuk mengurangi potensi banjir di wilayah hilir ” jelasnya.
Selain memaparkan strategi yang akan dilakukan oleh Ditjen SDA, Jarot tidak lupa untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam meminimalisir potensi banjir di wilayahnya.
“Saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya di wilayah hulu sampai ke tengah untuk sama-sama mengurangi pengambilan air tanah dan membuat sumur resapan air atau kolam penampungan air dengan mengembalikan air ke dalam bumi agar dapat mengurangi potensi bencana alam dan penurunan muka tanah”, pungkas Jarot. (fif/arg)