
Untuk mewujudkan swasembada dan
kedaulatan pangan nasional sesuai dengan semangat asta cita ke-2 Presiden
Prabowo Presiden yakni mencapai swasembada pangan, energi, dan air maka diperlukan
kolaborasi dari semua pihak. Guna mendorong hal tersebut Komite Nasional
Indonesia Irigasi dan Drainase (KNI-ID) menggelar forum diskusi pengelolaan SDA
untuk indonesia swasembada dan berdaulat pangan seri 2 dengan tema Peningkatan
Tata Kelola Pertanian Pangan Beririgasi secara daring pada Sabtu (14/12).
Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air selaku Ketua Umum KNI-ID, Airlangga Mardjono mengatakan bahwa pengelolaan
SDA menghadapi beberapa tantangan diantaranya perubahan iklim, peningkatan jumlah
penduduk, alih fungsi lahan dan exploitasi sumber daya alam berlebihan.
“Untuk menjawab tantangan dalam
pengelolaan sumber daya air diperlukan kolaborasi, inovasi dan komitmen serta
persistent dari pemangku kepentingan dan kebijakan”, ucap Airlangga.
Hal senada juga disampaikan oleh salah
satu narasumber, Sarwo Edhy selaku Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional mengatakan
bahwa “sinergitas program/kegiatan antar K/L melalui kesepakatan penentuan
kegiatan yang saling mendukung berdasarkan satu peta kerja berpengaruh
signifikan terhadap keberhasilan pengembangan program peningkatan produksi
pertanian,” kata Edhy.
Setidaknya ada 10 pihak yang
terlibat dalam mendukung program swasembada ini diantaranya ada Kemenko Pangan,
Bappenas, Kementerian LHK, Kementerian Pertanian, Kementerian PU, Kementerian
ATR/BPN, Kementerian Desa, Bapanas, Pemda, dan Perguruan Tinggi.
Selain kolaborasi dan koordinasi,
swasembada pangan memerlukan teknologi untuk mewujudkannya. Narasumber lainnya Dyah
Susilokarti (Direktur Aneka Kacang dan Umbi sebelumnya menjabat sebagai
Direktur Irigasi Pertanian Kementerian Pertanian) memaparkan bahwa digitalisasi
pertanian berpotensi meningkatkan efektifitas dan produktifitas pertanian,
dengan berbagai inovasi teknologi yang sudah ada di lapangan, seperti
penggunaan drone untuk pemupukan, penyemprotan pestisida atau pemetaan lahan,
dan pengembangan sistem irigasi cerdas.
“Dengan pertanian cerdas,
efektivitas dan efisiensi usaha tani lebih terukur karena semua kegiatan petani
didasarkan analisis data yang akurat. Smart Farming akan sangat sesuai untuk
diterapkan agar hasil yang didapat semakin maksimal, dan cita-cita menjadikan
pertanian Indonesia maju, mandiri, dan modern bisa terwujud”, ujar Dyah.
Didukung oleh narasumber dan
pembahas dari kalangan pakar irigasi, akademisi, praktisi, dan peserta yang
mencapai 300 orang, forum diskusi ini diharapkan dapat menjadi momen pertukaran
informasi, pengetahuan, dan pengalaman antar pemangku kepentingan, praktisi,
pemerhati, dan akademisi bidang irigasi di Indonesia dan berkontribusi aktif
dalam mewujudkan cita-cita mencapai kedaulatan pangan di Indonesia.
Semoga keberadaan KNI-ID dapat memberikan
advis teknis dan penyelenggaraan forum ilmiah, dalam rangka penyampaian gagasan
inovatif maupun berbagi praktik terbaik pengelolaan Sumber Daya Air di
Indonesia terutama di bidang irigasi dan drainase. (kompuSDA)
- Kompu SDA