Menindaklanjuti bencana abrasi di Pantai Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) sedang melakukan penelitian terjadinya bencana abrasi di Pantai Amurang yang dilakukan oleh tim dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, Balai Teknik Pantai, dan Balai Teknik Air Tanah.

Bencana abrasi di Pantai Amurang yang terjadi pada tanggal 15 Juni 2022 ini mengakibatkan jembatan penghubung Pantai Boulevard yang aksesnya dari kelurahan Ranoiapo, Uwuran Satu menuju ke Kelurahan Lewet, Bitung, Ranomea, dan Pondang ambruk, 34 rumah hilang, 11 rumah rusak berat, 49 rumah terancam, 15 rumah beresiko tinggi dan 1 unit sekolah rusak.

Direktur Jenderal SDA Jarot Widyoko mengatakan Ditjen SDA sedang melakukan investigasi kawasan yang dilaksanakan oleh BWS Sulawesi I yang melakukan investigasi geoteknik, Balai Teknik Pantai yang melakukan pemetaan bathimetri dan Balai Air Tanah melakukan uji geolistrik. Selain itu akan dilakukan relokasi penduduk pada area bencana yang masuk pada zona bahaya dan penataan kawasan.

"Melihat kondisi sedimentasi yang ada untuk mengamankan lokasi pesisir pantai agak pesisimis. Memang warga sekitar lokasi bencana harus direlokasi selain itu ada upaya untuk memiringkan tebing laut untuk meminimalkan longsorannya," kata Jarot Widyoko saat mendampingi Kunjungan Kerja (Kunker) Spesifik Komisi V DPR RI meninjau lokasi terjadinya bencana alam abrasi di Pantai Amurang, pada Kamis (30/6/2022).

Berdasarkan geo topografi kawasan, lokasi terjadinya bencara merupakan formasi tuf pasiran dan breksi (daerah endapan), lalu indikasi pemicu longsoran utama bencana over burdent massa tanah jenuh air dan bangunan-bangunan berpondasi dangkal.

"Terjadinya bencana abrasi di Pantai Amurang dikarenakan kondisi tanah yang ada di sekitaran lokasi bencana merupakan tanah endapan. Jadi area di sekitar aliran sungai ini adalah tanah lunak dari timbunan sedimen yang bukan merupakan tanah keras tapi sedimen kiriman dari hulu Gunung Soputan,” tambah Jarot Widyoko.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Kunker Spesifik yang juga selaku Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengatakan, kunjungan kerja spesifik Komisi V di Minahasa Selatan untuk melihat bencana alam tanah longsor di Pantai Amurang,"bersama kami ada Dirjen Sumber Daya Air yang merupakan 1 tingkat dibawah menteri, lalu ada dari perwakilan dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Cipta Karya, dan perumahan, karena akan membangun sekitar 127 rumah baru dan kemungkinan akan bertambah lagi yang terdampak,  dan harus segera dipindahkan," kata Lasarus. 

Lasarus juga meminta kepada Pemerintah Daerah untuk segera menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya," sehingga nantinya Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PUPR bersama kami di Komisi V akan memproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan dan aturan berlaku," lanjut Lasarus. 

Hadir pada kesempatan tersebut, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Adenan Rasyid, Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air Muhammad Rizal,  Direktur Pembangunan Jembatan, Direktur Air Minum, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I Manado I Komang Sudana, Kepala Balai Jalan Nasional Sulawesi Utara, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Wilayah Sulawesi I, dan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Jasa Konstruksi Wilayah Sulawesi Utara.

 

Share this Post