Menteri Pekerjaan Umum (PU)
Dody Hanggodo meninjau pembangunan Bendungan Jlantah yang berlokasi di
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Kamis (2/1). Saat ini konstruksi
bendungan telah mencapai 99% dan telah di lakukan impounding pada bulan
Desember 2024 lalu. Tinjauan ini merupakan tinjauan lanjutan infrastruktur
sumber daya air pendukung program swasembada pangan di Provinsi Jawa Tengah.
Dengan potensi suplai air
irigasi untuk Kabupaten Karanganyar seluas 1.494 hektare, Menteri Dody berharap
pada saat Bendungan Jlantah difungsionalkan sudah dapat tersambung dengan
daerah irigasi di sekitarnya. "Salah satu fokus kita adalah untuk memastikan
bahwa bendungan yang dibangun ini dapat dioptimalkan untuk mengairi sawah-sawah
masyarakat. Sehingga Indeks Petanaman (IP) bisa meningkatkan karena
target kita memang 3 kali lipat tanam," kata Menteri Dody.
Direktur Bendungan dan Danau,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian PU Adenan Rasyid
mengatakan pihaknya melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo
sudah melakukan impounding Bendungan Jlantah pada 20 Desember 2024 lalu
dan diharapkan pada 28 Februari 2025 air Bendungan sudah mencapai elevasi 685
meter.
"Ketika air di genangan
sudah masuk ke intake (elevasi 662), air yang keluar dari outlet
sudah langsung bisa didistribusikan ke jaringan irigasi untuk
meningkatkan IP melalui bendung yang sudah ada di hilir bendungan," kata
Adenan Rasyid.
Dengan luas genangan seluas
50,45 ha, bendungan ini dapat menampung air hingga 10,97 juta m3
yang akan dimanfaatkan sebagai suplai air irigasi untuk Kabupaten Karanganyar
seluas 1.494 ha, terdiri dari daerah irigasi eksisting seluas 806 ha dengan
proyeksi peningkatan IP 172% menjadi 272%.
Sebelumnya, kebutuhan air
untuk irigasi di wilayah ini bergantung pada tadah hujan, yang membuat panen
sering kali hanya sekali atau dua kali dalam setahun. Dengan saluran irigasi
dari Bendungan Jlantah, petani dapat panen hingga tiga kali setahun.
Selain untuk mendukung program
swasembada pangan melalui suplesi air irigasi, Bendungan Jlantah juga berfungsi
untuk menyediakan air baku sebesar 150 liter/detik untuk Kecamatan Jumapolo,
Jumantono, dan Jatipuro di Kabupaten Karanganyar serta mereduksi banjir sebesar
70,33 meter3/detik atau 51,26% dari debit banjir periode ulang 50 tahun dan
potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 MW dan
potensi pariwisata.
Selain Bendungan Jlantah,
terdapat dua bendungan lain yang tengah dibangun dan empat bendungan yang telah
rampung di Jawa Tengah. Bendungan yang rampung yakni Bendungan Gondang di
Karanganyar, Bendungan Logung di Kudus, Bendungan Pidekso di Wonogiri, dan
Bendungan Randugunting di Blora. Sementara bendungan yang masih dalam tahap
konstruksi yakni Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo, dan Bendungan Jragung
di Kabupaten Semarang.
Turut mendampingi Menteri
Dody, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Adenan Rasyid, Direktur Bina
Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Muhammad Adek RizaldI, Direktur Sungai dan
Pantai Ditjen SDA Dwi Purwanto, Kepala Biro Komunikasi Publik Pantja Dharma
Oetojo , dan kepala BBWS Bengawan Solo Maryadi Utama.
- Kompu SDA