Musim hujan di Jakarta diperkirakan akan tinggi pada minggu ketiga bulan Januari tahun 2015 dan Jakarta masih rawan banjir. Bencana banjir yang terjadi di Jakarta disebabkan oleh beberapa faktor yaitu laju pertumbuhan urbanisasi yang semakin meningkat, adanya alih fungsi lahan, adanya tempat tinggal di bantaran sungai, penurunan muka tanah, dan sampah pada drainase dan sungai sehingga dapat mengancam keberadaan dan keberlanjutan sungai.

“Banjir disebabkan oleh volume air yang melebihi kapasitas badan sungai, sehingga meluber dan mengganggu aktivitas manusia. Apabila tidak ditindaklanjuti dengan melakukan pencegahan maka akan menimbulkan kerusakan lingkungan, terutama sungai. Untuk itulah mari kita jaga sungai kita,” jelas Hari Suprayogi, Direktur Operasi dan Pemeliharaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dalam dialog di I-radio, 89,60 fm, Jakarta (18/11)

 

Berbagai wilayah di DKI Jakarta masih berpotensi rawan genangan banjir dan terdapat 78 genangan banjir yang tersebar seperti di wilayah Kapuk Kamal Muara, Komplek IKPN Bintaro, Petogogan, Cempaka Putih, Kepala Gading, Cipulir dan Ciledug Raya.

 

“Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mengantisipasi dengan melakukan penanganan makro pengendalian banjir. Upaya yang dilakukan yaitu melakukan normalisasi sungai ciliwung, sungai pesanggrahan, sungai angke, dan sunter, peningkatan kapasitas kanal banjir barat, penambahan daun pintu pintu air manggarai, hingga melakukan pembangunan sudetan ciliwung ke kanal banjir timur,” lanjut Hari Suprayogi.

 

Penanganan makro pengendalian banjir ini juga didukung oleh upaya-upaya non fisik, seperti penghijauan di daerah hulu, penataan sempadan sungai, hingga membangun ruang terbuka hijau.

 

“Pembangunan infrastruktur pengendali banjir bertujuan untuk mengurangi dampak resiko banjir, namun masyarakat juga dapat melakukan upaya-upaya agar banjir tidak mengganggu aktivtas kita, seperti membangun sumur resapan di rumah-rumah dan jika tidak ada pekarangan luas dapat membuat lubang-lubang biopori, selain itu hal yang penting dan harus kita ubah mindsetnya adalah tidak membuang sampah ke sungai, buanglah sampah pada tempat sampah, dengan melakukan hal tersebut kita berkontribusi dalam mengurangi resiko banjir,” kata Hari Suprayogi.

  • Superman

Share this Post