
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody
Hanggodo melakukan kunjungan kerja meninjau penerapan inovasi Irigasi Padi
Hemat Air (IPHA) ke Desa Cikedung Lor, Indramayu, pada Minggu (16/2).
Teknologi ini diharapkan tidak
hanya meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam sistem irigasi, tetapi juga
berdampak langsung pada produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani,
sejalan dengan upaya mendukung swasembada pangan nasional.
Saat kunjungan Dody menjelaskan,
IPHA merupakan inovasi dalam budidaya padi yang mengedepankan pengelolaan air,
tanaman, dan tanah secara proporsional. Dengan cara ini, kebutuhan air dapat
ditekan tanpa mengorbankan hasil panen.
“Mekanisasi pertanian harus kita
dorong, agar efisiensi proses tanam bisa tercapai dengan optimal melalui
pemanfaatan alat-alat modern,” tambahnya.
IPHA mampu memperluas area tanam
selama musim kemarau, yang sering menjadi kendala utama bagi petani. Hal ini,
menurut Menteri Dody, menjadi kunci dalam meningkatkan pendapatan petani
sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Dua minggu lalu saya meninjau
IPHA di wilayah barat. Hari ini, saya melihat implementasi di sisi timur untuk
memastikan kualitasnya. Dengan teknik ini, kita bisa meningkatkan produktivitas
hingga 2 ton per hektar,” ujarnya.
Senada dengan Menteri Dody,
petani setempat Kadirin, menyampaikan apresiasinya terhadap metode IPHA.
Menurutnya, teknik ini memberikan hasil yang signifikan.
“Padi yang ditanam dengan IPHA
memiliki anakan lebih banyak dibandingkan cara konvensional. Tanamannya lebih
subur dan hasil panennya jauh lebih baik,” katanya.
Dengan metode IPHA bukan hanya
dapat mengefisiensi kebutuhan akan air, namun dapat meningkatkan kualitas serta
kuantitas hasil panen. Metode ini
diharapkan mampu memberikan solusi atas tantangan yang dihadapi oleh petani
selama ini. Kedepannya metode ini dapat diaplikasikan di berbagai daerah khususnya di wilayah yang rawan kekeringan sehingga
akan memberikan dampak luas terhadap sektor pertanian nasional.
Dengan langkah ini, Indonesia
semakin mantap menuju swasembada pangan, sekaligus memberdayakan petani sebagai
garda terdepan dalam menjaga stabilitas pangan nasional.
Selain meninjau penerapan
teknologi IPHA, Menteri Dody menyempatkan diri untuk meninjau Bendung Rentang
guna memastikan infrastruktur sumber daya air penunjang irigasi siap dalam
melayani kebutuhan air lahan pertanian.
“Saya datang untuk memastikan air
dari bendung ini dapat terdistribusi dengan baik ke lahan-lahan pertanian,”
ujar Menteri Dody.
Bendung Rentang memiliki fungsi
mengatur ketinggian air Sungai Cimanuk untuk kemudian disalurkan ke Daerah
Irigasi (DI) Rentang. DI Rentang melayani lahan pertanian seluas 87.840 hektare
yang tersebar di Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu.
Saat ini, Kementerian PU melalui
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air cq Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Cimanuk Cisanggarung sedang melaksanakan program modernisasi DI Rentang atau Rentang
Irrigation Modernization Project yang bertujuan meningkatkan produktivitas
padi serta tanaman bernilai ekonomi tinggi. Langkah ini mencakup perbaikan dan
optimalisasi jaringan irigasi, serta peningkatan efisiensi operasional dan
pemeliharaan.
Modernisasi DI Rentang diharapkan
mampu meningkatkan produktivitas padi dari rata-rata 5,6 ton per hektare
menjadi 6,5 ton per hektare, sementara indeks pertanaman diperkirakan akan melonjak
dari 120% menjadi 230%.
Untuk diketahui, DI Rentang
merupakan salah satu jaringan irigasi yang menjadi urat nadi pertanian di Jawa
Barat, dan merupakan DI premium yang keandalan airnya terjamin oleh Bendungan
Jatigede.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri
Dody juga memantau penggunaan teknologi digital untuk pengoperasian pintu air
secara jarak jauh. Sistem pengendalian jarak jauh ini membuat operasional
bendung lebih efektif, responsif, dan mampu mendukung distribusi air secara
optimal, baik untuk masyarakat maupun kebutuhan pertanian.
Modernisasi diharapkan mampu
meningkatkan efisiensi distribusi air serta mendukung peningkatan produktivitas
pertanian. Dengan langkah ini, pemerintah optimistis modernisasi dapat menujang
tercapainya swasembada pangan, sekaligus memberikan manfaat bagi kesejahteraan
petani dan masyrakat.
- Kompu SDA