Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono berjanji akan memberikan penghargaan kepada Komisi Keamanan Bendungan dan Direktur Jenderal Sumber Daya Air jika dapat memberikan inovasi di dalam pengelolaan dan pembangunan bendungan yang bisa diterapkan di tahun 2019.
"Karena tahun itu masih ada program 9 bendungan lagi. Kalau ada satu inovasi saya akan berikan hadiah 100 juta, namun harus dipastikan oleh Komisi Keamanan Bendungan bahwa hal itu benar-benar inovasi," ujar Basuki saat membuka acara Seminar Nasional Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB) bersama Direktorat Jenderal Sumber Daya Air di Batam (24/10).
Basuki menegaskan kembali pentingnya Intelectual Exercises di dalam membangun bendungan. "Kita bangun bendungan banyak harus ada knowledge accumulation yang kita dapatkan dari pengalaman-pengalaman pembangunan itu, empat puluh sembilan (49) bendungan itu kan tidak sedikit. Pasti banyak temuan-temuan yang bisa dijadikan pengalaman dan inovasi," ujarnya.
Adapun Kementerian PUPR melalui Ditjen SDA menargetkan terselesainya 8 bendungan di tahun 2018 ini. Sehingga total hingga tahun 2018, telah terbangun sebanyak 40 bendungan. Sementara itu, di tahun 2019 akan dilaksanakan tender sebanyak 9 bendungan lagi, "65 bendungan di Indonesia akan siap di tahun 2023,"
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal SDA Hari Suprayogi menyambut baik dukungan Menteri PUPR dalam mendorong inovasi pembangunan bendungan. "Mulai dari seminar nasional KNI-BB di Lombok Pak Menteri mengharapkan ada inovasi-inovasi baru. Sebenarnya waktu itu kita minta dari Amerika memberikan inovasi, di Batam inovasi dari Jepang. Tadi Pak Menteri juga mengharapkan dalam seminar kali ini teman-teman di Indonesia juga mengadakan inovasi, nanti akan diajukan dan dinilai oleh komisi keamanan bendungan,"
Senada dengan Basuki, Hari mengatakan untuk tahun 2018 akan ada 8 bendungan yang siap. "Namun yang paling siap ada beberapa antara lain Bendungan Sei Gong di Batam sini. Sei gong tahun ini selesai tinggal lokasi genangan yang diselesaikan Pak Gubernur, sekarang progress sudah 92 persen," lanjut Hari.
Selain Bendungan Sei Gong, bendungan lain yang akan selesai di tahun 2018 ini yaitu Bendungan Rotiklot di NTT, Logung di Jawa Tengah, Bendungan Sindang Heula di Banten, Bendungan Kuningan di Jawa Barat, Bendungan Mila di NTB, Bendungan Gondang di Jawa Tengah dan Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan.
Pemilihan Kota Batam sebagai pemantik inovasi melalui kegiatan Seminar Nasional di tahun 2018 ini bukan tanpa alasan. Kota Batam yang saat ini tercatat memiliki 8 bendungan eksisting selain bendungan Sei Gong yang sedang dibangun, di dalam hal bendungan dapat dikatakan salah satu center of innovation. Setidaknya ada 4 (empat) hal bernilai inovasi yang dapat menjadi referensi. Pertama, sebagai pulau yang sumber airnya mengandalkan air hujan, dan dihadapkan pada kebutuhan air untuk pusat-pusat industri dan permukiman yang mulai berkembang, pembangunan bendungan Sei Baloi di Batam pada tahun 1974 merupakan inovasi pemenuhan kebutuhan air baku di jaman itu. Kedua, pembangunan bendungan Duriangkang pada akhir tahun 1990 di Batam merupakan pembangunan bendungan muara (estuary dam) pertama di Indonesia. Ketiga, bendungan Duriangkang memiliki panjang 952 meter, tinggi 10 meter, dan lebar 11 meter dengan luas daerah tangkapan air mencapai 7.259 hektar, luas permukaan 1.284 hektar, luas genangan 874 hektar, dengan suplai air baku mencapai 3.000 liter/detik, merupakan bendungan muara terbesar di Asia Tenggara.
Keempat, konstruksi bendungan Duriangkang menggunakan struktur "Cut off Walls", dimana struktur ini juga terbesar di Asia Tenggara.
Untuk memenuhi kebutuhan air baku di Kota Batam yang kondisinya saat ini defisit 490 liter/detik, maka pembangunan bendungan masih merupakan inovasi yang paling andal. Tanpa pembangunan bendungan, dan tanpa adanya inovasi penyediaan air baku lainnya, maka pada tahun 2023 diperkirakan defisit meningkat menjadi 1.980 liter/detik.
Di era teknologi informasi ini, KNI-BB berusaha mendorong inovasi dengan memanfaatkan teknologi yang membantu kita antara lain dalam hal Kalkulasi aliran masuk/keluar waduk, sehingga meningkatkan kinerja waduk dan mengontrol pelepasan air yang lebih baik. Analisa kondisi bendungan, sehingga mengoptimalkan Operasi dan Pemeliharaan (O & P), Quick Assessment berbasis risiko terhadap keamanan bendungan, sehingga informasi untuk tanggap darurat dan pengurangan risiko menjadi lebih baik.
Terkait resiko keamanan bendungan, baru-baru ini marak didiskusikan tentang Likuifaksi, yaitu fenomena ketika tanah kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan (gempa), sehingga berubah wujud menjadi cair.
- kompusda