Apapun yang kita bangun saat ini, bukan untuk infrastruktur yang mewah atau berlebihan, tapi hanya ingin mengejar ketertinggalan. Kita telah jauh tertinggal dari negara-negara tetangga, khususnya dalam hal infrastruktur.
Itulah kalimat pembuka yang disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat menyampaikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa/I baru di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang pada 14 September 2017. Dalam paparannya, Basuki menekankan bahwa ada lima bidang infrastruktur yang terus digenjot pembangunannya, diantaranya transportasi meliputi jalan dan jembatan; air yaitu air bersih maupun air kotor, banjir, kekeringan, air minum, irigasi; perumahan dan permukiman; energi; dan komunikasi. Kementerian PUPR diamanahi tiga dari lima bidang infrastruktur tersebut.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini masalah klasik yang selalu terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah, terutama di kawasan pinggiran, mulai dari Kaligawe sampai Genuk, adalah banjir rob atau masuknya air laut yang menggenangi daratan secara berkala, atau bahkan permanen. “Hal ini mulai teratasi dengan dibangunnya beberapa tanggul di sekitar kawasan tersebut, termasuk di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Semarang,” tambah Basuki.
Untuk menangani banjir rob, Kementerian PUPR, melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), mulai melakukan persiapan pengerjaan pengendalian banjir dan rob paket 2. Di dalam paket 2 ini, tanggul rob dan kolam retensi akan dibangun di sekitar Kampus Unissula. "Selain itu, kita juga akan membangun tanggul penahan di Terminal Terboyo dan perbaikan alur Kali Tenggang," ujarnya menambahkan.
Saat ini, Kementerian PUPR sedang membangun tanggul paket 1, yaitu polder Sringin, dengan tanggul dari Kali Tenggang ke Sringin sampai Kali Babon. Polder Sringin tersebut dilengkapi dengan pompa yang dapat memompa air rob kembali ke laut. Dengan kehadiran polder di wilayah utara Semarang, khususnya Terminal Terboyo dan Kawasan Kaligawe, maka kawasan ini akan terbebas banjir rob. Rencananya, pembangunan tanggul tersebut selesai pada akhir 2018.
Basuki menyampaikan bahwa Kementerian PUPR terus menggenjot pembangunan infrastruktur agar salah satu butir NAWACITA yaitu membangun Indonesia dari pinggiran bisa terpenuhi. Fokus pembangunan saat ini adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi, penurunan pengendalian angka inflasi, penuntasan kemiskinan dan penurunan angka pengangguran. Inilah tantangan yang masih harus dihadapi, terutama adalah disparitas yaitu kesenjangan antar pulau di Indonesia.
Basuki juga menuturkan tentang inovasi cara kerja di Kementerian PUPR dengan sistem kerja selama 7 hari, yang dibagi dalam 3 shift per hari. Hal ini merupakan solusi agar bisa melayani masyarakat dengan baik.
Ia berpesan kepada para mahasiswa/I baru tersebut, "Selamat belajar, belajar dan belajar. Smart is a must, but not sufficient. Artinya, pintar saja tidak cukup, karena saya yakin mahasiswa/I sekarang bagus kualitasnya, tetapi harus selalu dibekali dengan akhlak yang baik, yakni dimana keberadaan kita di tengah masyarakat mampu memberikan rasa aman, nyaman, dan manfaat," jelasnya. (dro KompuSDA)
- kompusda