Senin, 22 Agustus 2016, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) menggelar Rapat Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran (TA) 2016 dan Rencana Kegiatan TA 2017 di Ruang Rapat Ditjen SDA. Rapat Koordinasi ini dihadiri oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Dirjen SDA Mudjiadi, para pejabat eselon II, III dan IV di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

 

Mudjiadi dalam sambutannya mengatakan bahwa sampai Agustus 2016, progres fisik pelaksanaan kegiatan Ditjen Sumber Daya Air sudah mencapai 49%. “Untuk kegiatan kategori single years contract masih on schedule, demikan halnya untuk kegiatan multi years contract yang fokus menuntaskan pembebasan lahan dengan menggunakan dana sisa lelang. Untuk mencapai target 2016, Ditjen SDA juga telah menerapkan sistem kerja 2 shift dalam seminggu, bahkan untuk beberapa kegiatan ada yang menerapkan sistem kerja 3 shift dalam seminggu,” tuturnya.

 

Menteri PUPR Basuki menekankan agar Ditjen Sumber Daya Air melakukan penghematan anggaran dan mengutamakan program prioritas pada tahun 2017 nanti. “Perbanyak kegiatan yang menggunakan sistem multi years contract, karena programnya lebih terarah. Program yang menjadi prioritas nasional untuk mendukung kedaulatan pangan dan peningkatan kualitas hidup pada wilayah yang sedang bertumbuh harus segera dilakukan agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat,” ujar Basuki.

 

Menghadapi global climate change yang terjadi di Indonesia, Ditjen Sumber Daya Air juga menggalakkan pembangunan prasarana pengendali banjir di beberapa daerah. Program pengendalian banjir ini akan dilakukan secara sistemik untuk memastikan prasarana yang dibangun bisa benar-benar mencegah terjadinya banjir tahunan. Program pembangunan 1 juta Ha dan rehabilitasi 3 juta Ha jaringan irigasi juga terus dipercepat oleh Ditjen Sumber Daya Air agar target Nawacita bisa terealisasi pada 2019 nanti. Rehabiltasi jaringan irigasi akan dilakukan dengan sistematik dan massive dikarenakan banyak jaringan irigasi yang umur teknisnya sudah habis walaupun dari segi bentuk bangunan belum rusak. Hal ini menyebabkan kapasitas jaringan irigasi tersebut menjadi tidak maksimal sehingga perlu disiapkan lining pada jaringan tersebut.

 

Di akhir rapat, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Lolly Martina menyampaikan agar Menteri PUPR bisa menambah jumlah tenaga Operasi dan Pemeliharaan (OP) yang sampai saat ini masih sangat minim jumlahnya. Menanggapi hal tersebut, Basuki akan segera menindaklanjutinya ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam proses pengadaan pegawai negeri sipil untuk mengisi posisi key person yang akan mengoperasikan dan memelihara prasarana bendungan, irigasi dan sungai & pantai. Ia mengerahkan agar para pejabat eselon III lebih sering memantau langsung ke lapangan untuk mengetahui sejauh mana progres pelaksanaan pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air. (dro kompuSDA)




  • Superman

Share this Post