Organisasi profesi HATHI Malang menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI ke-32 yang didukung oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Universitas Brawijaya, Perum Jasa Tirta I dan Pemerintah Kota Malang, 6-8 November, di Malang. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI dimaksudkan sebagai media/forum bagi anggota HATHI untuk bertukar pikiran, pengalaman, menuangkan ide, gagasan dan kemampuan dalam bidang keairan.

PIT HATHI ke-32 Tahun 2015 dihadiri oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimoejono, Direktur Jenderal SDA sekaligus Ketua Umum HATHI, Mudjiadi, mantan Menteri PU, Suryono Sostrodarsono dan Djoko Kirmanto, Rektor Universitas Brawijaya, Muhammad Bisri, mantan Ketua HATHI diantaranya Iwan Nursyirwan, Moh. Amron dan Siswoko, para pengurus dan anggota HATHI baik HATHI Pusat maupun cabang HATHI Daerah,  Perum Jasa Tirta (PJT) I dan para ahli bidang sumber daya air.

“Kegiatan PIT HATHI merupakan kegiatan rutin yang selalu diselenggarakan oleh HATHI setiap tahunnya. Kontribusi HATHI dalam pengelolaan sumber daya air sangat diperlukan untuk intelectual exercise dalam  mengasah dan memelihara intelektual kita di bidang pengelolaan sumber daya air di indonesia. Untuk itu dibutuhkan SDM bidang sumber daya air, mengingat program pemerintahan saat ini yaitu melakukan ketahanan pangan, ketahanan air, ketahanan energi dan kemaritiman,” kata Menteri PUPR.

Rektor Universitas Brawijaya (UB) juga menyatakan hal yang senada mengenai sumber daya manusia bidang sumber daya air. “Universitas Brawijaya sebagai mesin pencetak SDM berharap agar pemerintah lebih serius lagi memperhatikan design pengembangan SDM. Design pengembangan SDM saat ini hendaknya diubah, tidak berdasarkan pada rasio mahasiswa tetapi berdasarkan kebutuhan sumber daya manusia yang  dibutuhkan oleh pemerintah dan sesuai dengan visi dan misi pemerintah,” imbuh Muhammad Bisri.

Menanggapi hal tersebut Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono mengatakan bahwa untuk itu HATHI harus dapat menjalin kerjasama dengan para akademisi di Indonesia sehingga regenerasi HATHI berjalan dengan baik. dan untuk penyelenggaraan PIT HATHI kedepannya dapat bekerjasama dengan berbagai universitas di Indonesia. “Tantangan khusus HATHI  saat ini adalah tentang penanganan, pencegahan kebakaran hutan dan lahan karena lebih dari 2,6 juta ha lahan hutan terbakar dan sekitar 30%-40% lahan yang terbakar adalah lahan gambut. Untuk itu kebijakan yang harus dibuat kedepannya adalah pertama, tidak ada lagi pembukaan lahan gambut dan kedua, harus diadakan restorasi lahan gambut. Dan saya berharap agar HATHI dapat merekomendasikan solusi dari restorasi lahan gambut. Semoga PIT ke-32 Tahun 2015 dapat menjadi awal dari sosialisasi HATHI  ke kampus-kampus  untuk mensosialisasikan profesi keairan khusus hidrolic engineer  Indonesia karena sumber daya air bukan hanya manajemennya saja tapi juga engineering yg kuat ,” jelas Basuki Hadimoeljono.

Menteri PUPR menginginkan agar kontribusi HATHI tidak hanya di negeri sendiri saja tetapi juga di negara lain, mengingat saat ini Indonesia bekerjasama dengan Korea Selatan di bidang keairan dengan membentuk Asia Water Council yang akan diselenggarakan pada bulan Maret 2016.

  • Superman

Share this Post