Monitoring P3TGAI di Kabupaten Flores Timur

Kabupaten Flores Timur dengan ibukota Larantuka pada tahun 2022 mendapat 4 lokasi penerima manfaat P3TGAI diantaranya, P3A Koitobi Roneng II di Desa Kobasoma, Kec. Titehena, P3A Hewar Leworotan Desa Hewa, Kec. Wulanggitang, P3A Waiboleng DesaSagu Kec. Adonara dan P3A Wureh Desa Wureh Kec. Adonara Barat. PPK OP SDA II, Aprianus M. Y. Kale, S.ST, MT saat monitoring didampingi staf mengharapkan petani bisa menjaga dan memelihara saluran tersier yang sudah terbangun.

P3A Waiboleng dan P3A Wureh terletak di pulau Adonara dan masuk dalam Kabupaten Flores Timur. Untuk sampai ke Pulau Adonara menggunakan perahu, menyeberang dari Pelabuhan Larantuka dengan waktu tempuh 15 menit. Selanjutnya perjalanan diteruskan dengan kendaraan Pickup untuk sampai ke lokasi P3A Waiboleng dengan waktu tempuh 1 jam.

P3A Waiboleng di Desa Sagu Kecamatan Adonara

Ketua P3A Waiboleng, Baharudin Boling yang ditemui dilokasi pekerjaan mengatakan, mereka berhasil membangun saluran tersier sepanjang 386 m, dari rencana 375m, artinya ada sumbangsih dari swadaya kelompok untuk mencapai layanan seluruhnya sepanjang 11 m. Saluran tersebut mengairi lahan seluas 10 ha yang ditanami padi serta sayuran seperti terong, sawi, Lombok, tomat dan lainnya. Dalam pengerjaannya melibatkan 36 orang kelompok tani setempat dengan 7 orang perempuan selama satu bulan.

Atas nama P3A Baharudin menyampaikan ucapan terima kasih dengan adanya P3TGAI, diceritakan sebelum ada saluran permanen, air yang mengalir melalui saluran tanah merembes kemana-mana. Petani yang lahannya terletak di hilir saluran harus menunggu semalaman agar air mengalir sampai kelahannya. Banyak petani di Waiboleng mengeluh kekurangan air.

Diharapkan ada tambahan sekitar 1.000 m dibutuhkan saluran tersier permanen untuk mengairi lahan sawah yang jauh dari sumber air yaitu bendung.

PPK OP SDA II, Aprianus menindaklanjuti permohonan petani dan akan meneruskan ke Kementerian PUPR, Ditjen SDA, dan keptutusan ditentukan sesuai dengan prioritas. Selain itu para petani dapat menjaga serta memelihara saluran yang terbangun ini sehingga umurnya bisa panjang.

P3A Wureh Di Desa Wureh Kecamatan Adonara Barat

Bendahara P3A Wureh, Yosep Uje Almeda mengatakan saluran tersier yang dikerjakan sepanjang 355 m sesuai dengan rencana. Lokasi pembangunan saluran dibagi dua tempat masing-masing Panjang 200 m dan 155 m. Jumlah tenaga kerja yang dilibatkan sebanyak 40 orang dari kelompok tani setempat dengan waktu pelaksanaan selama3 minggu.

Dengan adanya P3TGAI, Yosep mengatakan atas nama petani setempat sangat senang. Dengan adanya saluran tersier permanen petani tidak susah air lagi dan pembagian air bisa merata. Selanjutnya diharapkan tambahan saluran permanen sekitar 800 m untuk mengairi tanaman padi dan holtikultura seluas 5 ha. Holtikultura seperti sayuran dan bawang ditanami setelah padi dipanen, “kami harapkan bisa bantu kami pembangunan saluran permanen untuk melancarkan pekerjaan kami dalam mengelolah tanah”, katanya. Menurutnya jika air lancar dan mencukupi maka mereka akan beralih dari berkebun menjadi petani atau menanam padi.

P3A Kaitobi Roneng II Di Desa Kobasoma Kecamatan Titehema

Bendahara P3A Kaitobi Roneng II, Pius Watok mengatakan panjang saluran tersier yang dikerjakan sepanjang 350 m, dengan luas lahan fungsional seluas 6 ha. Jumlah tenaga kerja yang dilibatkan sebanyak 150 orang yang berasal dari etani setempat, baik laki-laki maupun perempuan ikut terlibat dan dikerjakan selama 30 hari. Setelaah dibangun saluran air tidak tergenang di sekitar saluran dari yang sebelumnya dengan saluran tanah.

Ats nama P3A Kaitobi Roneng II, Pius menyampaikan ucapan terima kasih, program ini (P3TGAI) baik sekali, dan selanjutnya mereka mengharapkan program ini dapat berjalan terus. Pada tahun berikutnya mereka mengharapkan P3TGA dapat diterima lagi, dan sekitar 6 ha lagi sawah potensian yang ditanami padi perlu diairi. (Bai/Roy)

  • bwsnt2

Share this Post