Network of Asian River Basin Organizations atau yang dikenal dengan singkatan NARBO merupakan organisasi negara Asia yang menjadi tempat bertukar pikiran untuk isu sumber daya air. NARBO secara resmi didirikan pada Februari 2004 yang bertujuan untuk membantu mencapai pengelolaan sumber daya air terpadu di Daerah Aliran Sungai (DAS) di seluruh Asia. Selain itu, NARBO juga bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan efektifitas organisasi yang menangani DAS (RBO, River Basin Organization) dalam mempromosikan pengelolaan sumber daya air terpadu (Integrated Water Resources Management) dan meningkatkan tata kelola air, melalui pelatihan, pertukaran informasi dan pengalaman antara RBO dan badan-badan sektor air terkait juga organisasi mitra pengetahuan.
Beberapa lingkup kegiatan NARBO diantaranya advokasi untuk meningkatkan kesadaran, berbagi informasi, praktek yang baik dan pelajaran tentang pengelolaan sumber daya air terpadu melalui studi kasus dan publikasi; peningkatan kapasitas organisasi yang menangani DAS dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya air terpadu dan meningkatkan tata kelola air melalui pelatihan, lokakarya, kunjungan penasehat, program beasiswa dan pertukaran kunjungan; pemberian saran teknis tentang perencanaan, konservasi, pengembangan, dan operasi yang tepat dan efisien dan pemeliharaan sumber daya air; juga membina kerjasama regional untuk perbaikan pengelolaan sumber daya air di wilayah lintas batas. Sebagai bentuk konsistensinya, NARBO menyelenggarakan The 6th NARBO General Meeting mulai 22-24 Februari 2017 yang bertempat di Jakarta, Indonesia. Yang menjadi tuan rumah untuk acara tersebut adalah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pada pertemuan NARBO di tahun keenam ini, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan mengangkat isu ketahanan pangan dan penanganan banjir, yang salah satunya adalah pembangunan bendungan dan revitalisasi irigasi. Pertemuan keenam NARBO ini diawali dengan kegiatan penanaman pohon di hutan NARBO (NARBO Forest) yang terletak di sekitar Bendungan Ir. H. Juanda, Purwakarta, Jawa Barat. “Hutan NARBO dibuat sejak tahun 2006, sebagai wujud kepedulian NARBO dan Perum Jasa Tirta II dalam menggalakkan program pemerintah yaitu Gerakan Kemitraan Penyelamatan Air,” ujar Direktur Utama Perum Jasa Tirta Djoko Saputro saat menyambut 72 delegasi dari 15 negara anggota NARBO yang datang di lokasi tersebut.
Setelah itu, para delegasi melakukan kunjungan ke Bendunan Ir. H. Djuanda atau yang lebih dikenal dengan Bendungan Jatiluhur. Bendungan Jatiluhur dibangun tahun 1957 dan selesai tahun 1967 yang berlokasi di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Bendungan utama dibangun dengan rockfill with inclined clay core dengan tinggi 105 m, panjang 1.220 m, elevasi puncak +114,5 m, dan volume urugan 9,1 juta m3. Bendungan ini memiliki manfaat yaitu penyediaan air untuk irigasi seluas 242.000 ha; menyediakan air baku DMI; pembangkitan listrik kapasitas 187,5 MW pada TMA +107 m; pengendalian banjir di Karawang dan sekitarnya; perikanan darat dan pengembangan pariwisata dan olahraga air.
Dalam kunjungan tersebut, Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Agus Suprapto turut mendampingi para delegasi. “Forum ini merupakan wadah yang sangat baik untuk bertukar pengalaman dari para pengelola sumber daya air. Melalui forum ini, akan banyak lesson learned yang bisa dipelajari untuk diterapkan di negara masing-masing sehingga pengelolaan sumber daya air terpadu menjadi semakin baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tuturnya kepada rekan media. (dro kompuSDA)
- kompusda