Melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum melaksanakan normalisasi Sungai Ciliwung untuk mengurangi dampak banjir yang terjadi di Jakarta.

Pelaksanaan kegiatan normalisasi sungai ini dilakukan untuk menanggulangi banjir yang terjadi hampir tiap tahunnya di Jakarta. Yang menjadi penyebab banjir di Jakarta adalah kurangnya ruang terbuka hijau, dan ±50 persen daerah di Jakarta merupakan dataran rendah seperti di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

 

“Lokasi pelaksanaan normalisasi Sungai Ciliwung dimulai dari Gunung Salak, Bogor, Depok, dan akan bermuara di Jakarta,” ujar Kepala BBWS Ciliwung Cisadane T. Iskandar dalam acara Public Corner Metro TV, Jakarta, (23/6).

 

Pelaksanaan normalisasi sungai dilakukan untuk meningkatkan daya tampung air pada sungai dan untuk menata bantaran sungai. Saat ini kondisi Sungai Ciliwung hanya dapat menampung 200 m3/detik. Dengan dilakukannya normalisasi Sungai Ciliwung nantinya akan menampung air hingga 500 m3/detik

 

Selain normalisasi Sungai Ciliwung, kegiatan pembangunan sudetan Sungai Ciliwung juga dilaksanakan, Pembangunan Sudetan Ciliwung dilaksanakan mulai dari Kanal Banjir Timur (KBT) sepanjang 1,72 km dengan memotong puncak debit banjir yang terjadi di Sungai Ciliwung sebanyak 60 m3 sehingga airnya akan langsung mengalir ke KBT.

 

T. Iskandar mengatakan upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah tentu saja harus didukung oleh masyarakat. Dengan dukungan dari masyarakat pekerjaan normalisasi sungai dan sudetan akan bisa selesai dengan baik. Selain itu masyarakat juga diingatkan akan kepedulian terhadap kebersihan sungai agar tidak membuang sampah ke dalam sungai, karena hal tersebut akan menghambat aliran air.

  • Superman

Share this Post