Optimalisasi fungsi bendungan yang akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) adalah bentuk upaya dalam mengantisipasi musim kemarau dan bencana kekeringan yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia pada 2023.

 

Langkah-langkah yang dilakukan oleh Ditjen SDA dalam mengantisipasi hal tersebut adalah dengan melakukan pengaturan volume air yang terdapat pada infrastruktur bendungan. Langkah tersebut dilakukan agar air dapat menjangkau daerah-daerah yang memiliki potensi mengalami kekeringan.

 

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko dalam memberikan keterangan pers bertajuk “Antisipasi Kekeringan” usai Kick-off 10th World Water Forum (WWF) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (15/2). Beliau berharap dengan adanya pengaturan volume air di bendungan dapat membuat daerah sekitar mendapatkan air sesuai kebutuhan dan dapat digunakan secara optimal oleh masyarakat.

 

“Mulai dari Maret 2023, kami memastikan pemanfaatan volume di bendungan dengan cara mengatur volume bendungan itu semaksimal mungkin,” jelas Jarot.

 

Namun, tindakan ini dilakukan berdasarkan proses kajian mendalam yang dilakukan oleh instansi pemerintah terkait yang juga menjadi rujukan dalam melakukan pengoperasian pintu air. Sehingga, daerah-daerah yang terkena dampak pengaturan air juga dapat ditentukan dari hasil kajian tersebut.

 

"Kalau sudah masuk di dalam musim kemarau kami akan tutup. Di sini sangat diperlukan adalah pengoperasian pintu-pintu bendungan," ujar Jarot.

 

Selain itu, akan dilakukan rehabilitasi pada sumber-sumber air yang berjumlah 25 titik di 12 provinsi dan nantinya akan ditambah lagi sebanyak 37 titik pada 19 provinsi lainnya. Ditambah lagi, sebelum memasuki musim kemarau akan disiapkan peralatan bor berjumlah 26 unit untuk membuat sumur ketika terjadi kekeringan di suatu wilayah.

 

Event WWF ke-10 yang akan dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024 nanti dengan mengusung tema “Water for Shared Prosperity”. Dengan membawa harapan bahwa WWF menjadi ajang berbagai stakeholder dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dan inovasi merespon berbagai tantangan pengelolaan air secara global.

 

Lewat rangkaian pertemuan WWF yang dilakukan di Indonesia selama satu tahun ke depan,

tersebut diharapkan dapat berdampak pada pemenuhan air bagi seluruh masyarakat dunia.

Sehingga, dapat menghapuskan ketimpangan dalam mengakses dan pemenuhan kebutuhan air bersih.(fif)

 

  • kompusda

Share this Post