Saat ini, Bendungan Serbaguna Wonogiri memiliki permasalahan yang mendesak yaitu berkurangnya kapasitas tampungan waduk secara signifikan akibat tingginya laju sedimentasi. Selama kurun waktu 1980 sampai dengan 2005, kapasitas tampungan efektif waduk telah mengalami penurunan sebesar hampir 15 persen dari total 440 juta m3 tampungan pada saat waduk selesai dibangun pada tahun 1980. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo telah melakukan kegiatan struktural sebagai upaya penanganan seperti pembangunan New Spillway, Closure Dike dan pengerukan. Untuk mengoptimalkan pengerukan tersebut, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air memberikan dua unit kapal penyedot lumpur sedimentasi (dredger) di Waduk Wonogiri pada Kamis, 26 Mei 2016.

 

Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Ir. Lolly Martina Martief, MT mengatakan bahwa pemberian dredger ini merupakan pemenuhan atas permintaan Kepala BBWS Bengawan Solo yang bertujuan untuk melakukan pemeliharaan secara intensif terhadap Waduk Wonogiri. Sampai dengan saat ini, BBWS Bengawan Solo telah melakukan pengerukan sejumlah 650 ribu m3 sedimen dari total target 4,35 juta m3 sampai dengan akhir tahun 2019. Target pengerukan hingga akhir 2016 adalah sebesar 2,15 juta m3 dan saat ini proses pengerukan dengan 1 unit dredger yang telah dimiliki oleh BBWS Bengawan Solo masih terus berjalan. Dengan adanya tambahan dua unit dredger, BBWS Bengawan Solo optimis kegiatan pengerukan terhadap sisa 2,2 juta m3 dapat dilaksanakan secara lebih optimal.

 

Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Ir. Mudjiadi, Msc yang turut hadir dalam acara serah terima dredger tersebut menyampaikan tentang program NAWACITA di bidang sumber daya air yang terdiri dari tiga output utama yaitu ketahanan air, ketahanan pangan dan ketahanan energi. Mudjiadi mengatakan, kedepannya akan dibangun 60 waduk baru untuk menambah jumlah tampungan air di Indonesia, namun pemeliharaan terhadap waduk yang sudah ada juga harus lebih optimal. Akan ada beberapa program pengerukan terhadap bendungan lama melalui program DORSIP yang didanai oleh World Bank.

 

Selain kegiatan struktural, BBWS Bengawan Solo juga melaksanakan kegiatan non-struktural, melalui kegiatan konservasi di daerah tangkapan air Bendungan Serbaguna Wonogiri sejak tahun 2007.  Kegiatan ini, yang merupakan bagian dari kegiatan Gerakan Nasional Kemitraan Pengelolaan Air (GN-KPA), terdiri dari kegiatan non-fisik dan fisik dengan dukungan pendanaan dari APBN dan Loan. Kegiatan non-fisik berupa kegiatan sosialisasi, penyusunan rencana konservasi tanah desa (RKTD), dan fasilitasi pembentukan dan pemberdayaan kelompok konservasi tanah dan air (KKTA). Kegiatan fisik diantaranya dilaksanakan melalui pembangunan dan perbaikan terasering, bangunan terjunan, parit, mini check-dam, rumah kompos dan talud sungai, penanaman pohon, rumput gajah dan pengembangan agro-forestry.

 

Melalui kegiatan struktural dan non-struktural yang terus dilakukan secara optimal dan penambahan dredger sebanyak dua unit, bisa mengoptimalkan pemanfaatan Bendungan Serbaguna Wonogiri dalam hal penyediaan air irigasi bagi 25 ribu hektar sawah di enam kabupaten, pembangkit tenaga listrik sebesar 12,4 MW, pengendalian banjir, serta rencana penyediaan air baku bagi Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Solo, Karang Anyar dan Sragen. (dro/kompuSDA)





  • Superman

Share this Post