Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, mengundang para petani pemenang Adhikarya Pangan Nusantara (APN) dan Pemenang Pemilihan Petugas Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi dan Rawa Teladan tingkat Nasional 2014, untuk bersilaturahim bersama di Istana Negara (16/1). “Ini merupakan perwujudan janji saya waktu saya berpidato di Subang,” jelas Presiden RI yang disambut tepuk tangan peserta yang hadir. Acara ini turut pula dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basoeki Hadimoeljono, dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.

Di hadapan kurang lebih sebanyak 92 peserta yang hadir, Presiden yang kerap disapa Jokowi ini menyatakan bahwa pemerintah Jokowi-JK berkomitmen penuh pada kedaulatan pangan nasional. Diceritakannya, bahwa dirinya miris saat menghadiri pertemuan negara-negara ASEAN, dan salah satu pemimpin negara menyamapiakan kepada beliau, “kapan ingin membeli beras dari kami lagi?”. Hal ini tidak bisa lagi dilakukan, seluruh bangsa harus bahu membahu bekerja mewujudkan kedaulatan pangan nasional. “Semua komponen bangsa harus bersatu, bekerja di lapangan,” imbau Presiden, “bila bersatu dan bekerja, saya optimis kita bisa swasembada pangan kurang dari tiga tahun.” Dirinya membuka seluas-seluasnya masukan dan informasi dari seluruh masyarakat yang bekerja di bidang pertanian untuk menyampaikan apa yang dibutuhkan dalam rangka mendukung tercapainya surplus pangan nasional, melalui menteri-menteri di kabinetnya, antara lain Menteri Pertanian dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

 

Jokowi juga menyampaikan bahwa para petani tidak perlu lagi kuatir terjadi keterlambatan penyediaan pupuk dan benih. “Dulu sering terlambat karena pengadaannya melalui proses tender yang bisa memakan waktu 2-3 bulan. Saat ini tidak boleh lagi, dilakukan dengan penunjukan langsung. Yang penting pupuk dan benih cepat sampai langsung ke petani, supaya bisa cepat bekerja. Ini berkaitan dengan produktivitas,” jelas Jokowi. Presiden juga menjelaskan bahwa pemerintahan Jokowi –JK sangat mengapresiasi para peneliti di bidang pertanian untuk terus berinovasi menemukan temuan-temuan bibit unggul yang dapat meningkatkan produktivitas

 

Sementara itu, Menko Perekomian menyampaikan bahwa Menteri Pertanian dan Menteri PUPR terus berkeliling ke lapangan, ke daerah-daerah untuk melihat kekurangan apa yang perlu diperbaiki, potensi apa yang dapat digali, serta inovasi-inovasi apa di dalam bidang teknologi yang dapat didukung Pemerintah demi percepatan terwujudnya swasembada pangan nasional. Menko Perekonomian menjelaskan bahwa dirinya berasal dari anak petani di Aceh, sehingga dia sangat dekat dengan dunia bertani. Pengalaman yang dimilikinya menjadi Komisaris di perusahaan bidang pertanian dan pengalamannya menimba ilmu di Amerika Serikat, mengajarkan dia bahwa dalam dunia pertanian, kunci untuk bisa menghasilkan produktivitas yang baik adalah bergantung pada seberapa seringnya pelaku pertanian menginjak langsung sawah, seberapa seringnya berada di lapangan. “Prdocutivity depends on feet,” jelas Sofyan Djalil.

 

Menteri PUPR dan Menko Perekonomian juga berpendapat sama, yakni bahwa dalam dunia pertanian, kita berhubungan dengan tanaman, yang adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan. “Sehingga kepedulian dan rasa cinta juga menjadi faktor utama dalam proses pengelolaan pertanian.”
Basoeki Hadimoeljono menekankan bahwa ke depan tantangan dalam bidang petanian salah satunya adalah berbagai hal tentang irigasi. Ditekankan kembali oleh Menteri PUPR ini bahwa terwujudnya kedaulatan pangan bergantung pada beberapa aspek utama, yakni pupuk, benih, teknologi, air (irigasi), penyuluhan dan cinta.

  • Superman

Share this Post