
Salah satu misi Pemerintah Indonesia melalui Asta Cita adalah memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Dalam hal mendukung swasembada pangan di Indonesia perlu dilakukan banyak peningkatan melalui upaya ekstensifikasi maupun intensifikasi. Salah satu strategi intensifikasi yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) adalah dengan program rehabilitasi irigasi guna untuk meningkatkan luas tanam melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI).
P3-TGAI merupakan program yang bertujuan untuk rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi dan atau pembangunan jaringan irigasi secara partisipatif (padat karya) di wilayah pedesaan dengan melibatkan masyarakat petani sebagai pelaksana kegiatan. Di tahun 2024, program ini dilaksanakan dalam tiga tahap yang menjangkau sampai dengan 12.000 lokasi yang tersebar di 32 Provinsi pada 36 Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)/ Balai Wilayah Sungai (BWS). dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 209.854 orang.
Salah satu provinsi yang mendapatkan program P3-TGAI adalah Provinsi Jawa Timur di bawah kewenangan BBWS Brantas, yang pada tahun 2024 tahap III memiliki 389 jumlah D.I penerima, di 18 Kabupaten/ Kota dengan jumlah 216 Kecamatan, 596 Desa dan 628 jumlah lembaga penerima.
Beberapa Desa pelaksana program ini diantaranya ada Desa Ngusikan, Desa Rejoagung dan Desa Jatiwates. Desa- desa ini merupakan beberapa desa yang terletak di Kabupaten Jombang dengan karakteristik dataran dengan lahan yang memiliki lahan persawahan cukup luas. Tanaman utama dari wilayah ini adalah padi dan palawija yang terdiri dari jagung, kacang, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau.
Selain itu pekerjaan ini juga ada yang dilaksanakan di Kabupaten Malang, salah satunya di Desa Ngijo. Topografi ketinggian desa ini berupa daratan sedang, yaitu sekitar 525 m diatas permukaan laut. Ciri geologis dalam desa ini adalah lahan hitam yang cocok untuk pertanian maupun perkebunan.
Dari program ini, banyak pihak, terutama para petani yang telah merasakan manfaatnya. “Ini adalah kali pertama kami mendapatkan bantuan Irigasi dari Pusat (Kementerian PU), para petani menyampaikan irigasi sekunder yang masuk ke tersier sulit masuk. Alhamdulillah setelah mendapat bantuan ini kami para petani sangat senang dan antusias karena air ke tersier jadi lancar dan kita tidak lagi kehilangan banyak air”, terang Riyanto, Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Tirto Sari, sebagai salah satu penerima bantuan P3-TGAI.
Kepala Desa Rejoagung Sugeng pun menyampaikan harapannya dengan adanya P3-TGAI, “sesuai dengan program Presiden untuk meningkatkan produksi pertanian, mudah-mudahan dengan program P3-TGAI, para petani di Desa Rejoagung dapat meningkatkan produksi tanamnya dan berkontribusi sebagai lumbung pangan meskipun tidak terlalu besar.”
Supriyanto, buruh tani sekaligus tukang bangunan pada pekerjaan P3-TGAI D.I Mrican menjelaskan bahwa rehabilitasi jaringan irigasi tidak hanya berdampak untuk pertanian melainkan juga dari sisi peningkatan ekonomi pekerja, “terima kasih, dengan adanya bantuan irigasi ini sawah jadi lancar pengairannya, selain itu pekerjaan ini juga dapat membantu perekonomian di rumah.”
“Terima kasih dengan adanya bantuan P3-TGAI untuk mendukung mewujudkan swasembada pangan, semula disini sering terjadi kebocoran, alhamdulillah dengan adanya program ini melalui pembangunan irigasi, petani sangat-sangat mendapatkan manfaat karena bisa mengalirkan langsung air dari Waduk Banteng ke sawahnya”, ujar Kepala Desa Ngijo H. Jainudin. (KompuSDA - Hna)
- Kompu SDA