Jakarta -  Direktur Jenderal Sumber Daya Air Indonesia, Imam Santoso bersama Direktur Overseas Land Improvement Cooperation Office Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang, Mitsuo Ishijima menandatangani Record of Disscussion mengenai implementasi pertukaran teknologi di bidang irigasi dan drainase, 1 Agustus 2017, di Jakarta. Pertukaran teknologi tersebut akan diadakan selama tiga tahun berupa kegiatan dialog kebijakan, seminar teknologi dan kunjungan lapangan yang akan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang.

Direktur Jenderal SDA mengungkapkan bahwa pertukaran teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung program pembangunan jaringan irigasi 1 juta hektar dan rehabilitasi jaringan irigasi 3 juta hektar.

Setelah menandatangani Record of Discussion tersebut, delegasi Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang beserta attaché kedutaan Jepang untuk Indonesia menuju provinsi DI. Yogyakarta dan keesokan harinya mengunjungi Daerah Irigasi Karangtalun yang merupakan salah satu daerah irigasi yang dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak. Daerah Irigasi Karangtalun seluas 5.154 hektar tersebut telah dibangun sejak tahun 1909 pada masa Pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono, dimulai dengan pembangunan bendung Karangtalun, dilanjutkan dengan pembangunan  saluran induk Van Der Wijck yang dibangun sejak tahun 1909 dan saluran induk mataram yang dibangun tahun 1942.

Selain bermanfaat untuk irigasi, air dari Intake Karangtalun tersebut digunakan pula untuk penggelontoran kota Yogyakarta (400 lt/detik), penyediaan air industri pabrik gula (350 lt/detik), pembangkit listrik mikrohidro di empat lokasi, konservasi air tanah maupun perikanan.

Selain melihat saluran mataram dan saluran Van Der Wijck yang merupakan saluran induk pada Daerah Irigasi Karangtalun, delegasi Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang berbincang dengan para operator Bendung Karangtalun serta juru dan pengamat mengenai operasi pintu bendung yang telah dioperasikan secara elektrik, tata cara pemeliharaan saluran dan bangunan irigasi lainnya, permasalahan pada Daerah Irigasi Karangtalun, dan berbincang dengan perwakilan petani pemakai air mengenai tata cara pembuatan rencana tata tanam dan tata cara penyediaan air irigasi.

Setelah melihat kondisi Daerah Irigasi Karangtalun, attaché kedutaan Jepang untuk Indonesia mengungkapkan kekagumannya terhadap kualitas air irigasi dan juga perawatan terhadap saluran dan talang – talang pada saluran induk mataram dan saluran induk van der wijck yang telah dibangun sejak 1909 dan kondisinya masih terjaga dengan baik. (mar/kompuSDA)

  • kompusda

Share this Post