Kabupaten Madiun dilanda banjir terbesar selama 33 tahun terakir pada Kamis (7/3). Banjir ini diakibatkan oleh meluapnya Kali Jeroan yang merupakan anak Kali Madiun yang mengalir ke Sungai Bengawan Solo.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hari Suprayogi dalam keterangannya di Madiun (7/3), mengatakan bahwa banjir yang terjadi saat ini akibat Kali Jeroan yang tidak mampu membendung debit air hujan.

Sebagai informasi, pada tanggal 5 sampai dengan 7 Maret terjadi curah hujan yang tinggi, puncaknya pada tanggal 6 Maret terjadi hujan kurang lebih selama tiga jam di Hulu DAS Jeroan dengan intensitas sebesar 150 milimeter.

“Air di Kali Jeroan sudah banyak hampir penuh ditambah dengan hujan selama 3 jam sehingga kapasitas 1.040 meter kubik per detik itu terlewati menjadi 1.063 meter kubik per detik sehingga air meluap kekanan kiri,” jelas Dirjen SDA.

Luapan Kali Jeroan ini juga mengakibatkan longsornya tanggul dibeberapa titik serta putusnya parapet sepanjang 20 meter di Kecamatan Balirejo, Kabupaten Madiun. Luapan ini juga mengakibatkan genangan seluas 253 hektar meliputi 6 desa termasuk ruas Jalan Tol Ngawi - Kertosono di KM +603 - KM +604 sepanjang 400 meter.

Upaya tanggap darurat yang telah dilaksanakan adalah dengan penutupan tanggul-tanggul yang jebol secara darurat dengan menggunakan sandbag. Sedangkan untuk penangangan permanen, pada tahun ini juga Direktorat Jenderal SDA melalui BBWS Bengawan Solo telah menganggarkan dana sebesar 10 milyar rupiah untuk memperbaiki parapet dan tanggung-tanggul yang kritis secara permanen.

”Sudah ada kontrak sebesar 10 milyar untuk menangani yang kritis-kritis ini secara permanen terutama yang 20 meter tadi. Kemudian dalam jangka menengah ada beberapa yang perlu kita selesaikan, kira-kira ada 15 kilometer parapet yang harus direhabilitasi karena beberapa parapet ini umurnya sudah 20 tahun,” ujar Dirjen SDA ketika melakukan koordinasi langsung ke lokasi banjir bersama dengan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Gubenur Jawa Timur, Bupati Madiun, Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal SDA dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan (BBWS) Solo.

Direktorat Jenderal SDA melalui BBWS Bengawan Solo bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan BPBD Jawa Timur akan terus melakukan peninjauan lapangan dan penanganan darurat selama seminggu kedepan. Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan segera berkoordinasi dengan pihak BBWS Bengawan Solo ataupun instansi berwenang lainnya bila terjadi keadaan darurat maupun membutuhkan informasi lebih lanjut terkait bencana banjir. (DATIN BBWSBS/maw,sita/KompuSDA)

  • kompusda

Share this Post