Sebagai tanda dimulainya pekerjaan pondasi tapak bendungan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung melakukan pengalihan aliran sungai (river closure) Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (23/5).

Keberadaan bendungan ini sangat diharapkan masyarakat, terutama untuk penyediaan air irigasi seluas 3.000 hektare, yaitu 1.000 hektare untuk Daerah Irigasi Cileuweung dan 2.000 hektare Daerah Irigasi Jangkelok. Selain itu, bendungan ini juga berfungsi untuk menambah pasokan air baku sebesar 300 liter per detik dan dimanfaatkan untuk PLTA sebesar 535 kilowatt serta pengendalian banjir.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Kepala Pusat Bendungan, Ni Made Sumiarsih, dalam sambutannya mengatakan bahwa pembangunan Bendungan Kuningan merupakan salah satu program strategis nasional. “Bendungan ini adalah salah satu dari 65 bendungan yang terdapat di dalam nawacita,” jelasnya.

“Kegiatan pembangunan Bendungan Kuningan dimulai pada tahun 1983 berupa Master Plan Sungai Cisanggarung. Hasil dari Feasibility Study Bendungan Cileuweung pada tahun 1984 merekomendasikan pembangunan bendungan untuk keperluan irigasi, pengendali banjir, serta mengatasi pasokan air baku. Setelah dilakukan studi detail desain serta review detail desain dan model test Bendungan Cileuweung pada tahun 2012, kemudian terlaksana kontrak Bendungan Kuningan pada tahun 2013,” lanjutnya.

Sejalan dengan itu, proses pembebasan lahan dilakukan secara bertahap, yang dilaksanakan secara terpadu dan bersama-sama oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Kuningan dan Kementerian PUPR dengan berbagai kendala dan masalah yang harus dapat diselesaikan. “Kiranya apresiasi dan penghargaan yang tinggi perlu kami sampaikan atas segala dukungan dan peran serta aktif dari Pemprov Jawa Barat dan Pemkab Kuningan serta masyarakat yang telah merelakan tanahnya,” ujarnya. Saat ini, progress pembangunan Bendungan Kuningan telah mencapai 48 persen. 

Acara seremoni Pengalihan Aliran Sungai Bendungan Kuningan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Balai Bendungan, perwakilan Bupati Kuningan, pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan, tokoh masyarakat sebagai penggagas pembangunan) dan para penyedia jasa. (ech/arg-kompuSDA)

  • kompusda

Share this Post