Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebutkan bahwa pengelolaan sumber daya air pada daerah semi kering kepulauan harus menjadi perhatian bersama. Tidak melulu menjadi urusan Pemerintah Pusat dan Daerah, tetapi juga Asosiasi Profesi, Civitas Akademika, pihak swasta dan masyarakat setempat.

Salah satu asosiasi profesi yang memberikan perhatian khusus terhadap pengelolaan sumber daya air di daerah semi kering kepulauan adalah Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia yang dikenal dengan nama HATHI.

Asosiasi profesi yang sudah berumur 39 tahun ini menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-36 bertajuk “Pengelolaan Sumber Daya Air pada Daerah Semi Kering Kepulauan: Hambatan, Tantangan dan Peluang” dan sekaligus mengadakan Seminar Internasional ke-6 dengan tema “Advancement of Water Resources Management in a Global Challenge”, di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tanggal 22-23 November 2019.

"Saya harap para tenaga ahli di bidang teknik hidraulik yang berkumpul dalam PIT HATHI tahun 2019 ini dapat memberikan solusi konkrit untuk pengembangan potensi air di daerah semi kering kepulauan seperti NTT yang sering mengalami kekeringan saat kemarau," kata Menteri PUPR dalam sambutannya yang disampaikan oleh Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo pada acara pembukaan di Auditorium Politeknik Negeri Kupang (22/11).

Hal senada disampaikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Hari Suprayogi pada acara yang sama, "Dalam pengelolaan sumber daya air di daerah semi kering memiliki kendala tersendiri. Oleh karena itu, dengan berkumpulnya para ahli teknik hidraulik pada PIT HATHI ini, kami butuh inovasi, masukan juga kritik dan saran tentang pengelolaan sumber daya air di daerah semi kering. Agar kami bisa mencapai target yang telah ditetapkan."

Para anggota HATHI, tenaga ahli teknik hidraulika, penting keberadaannya untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air berkualitas di seluruh penjuru Nusantara. Mereka mengemban misi untuk memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ilmu teknik pengairan lainnya dalam menunjang pengoptimalan sumber daya air yang terbatas guna kepentingan masyarakat.

Maka dari itu, peningkatan kualitas SDM di tubuh HATHI harus menjadi perhatian. Salah satu yang perlu diprioritaskan adalah dengan melakukan sertifikasi keahlian kepada para anggotanya.

"Saat ini dari total anggota 7.136 orang, sebanyak 1.457 anggota telah memiliki sertifikat keahlian internasional," sebut Ketua Umum HATHI Imam Santoso.

Selain sertifikasi bertaraf internasional, HATHI juga mengadakan MoU bidang riset dan pelatihan dengan 33 universitas, yang terdiri dari 11 universitas negeri dan 22 universitas swasta. Pada tanggal 23 November 2019, HATHI kembali akan melaksanakan penandatanganan MoU dengan 22 universitas lainnya dan 1 Puslitbang bidang air. Sehingga total terdapat 56 universitas/lembaga yang bekerja sama dengan HATHI.

PIT HATHI merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan dengan tujuan menjadi forum bagi anggota HATHI untuk bertukar pikiran, berbagi pengalaman, menuangkan ide, gagasan dan kemampuannya dalam bidang keairan untuk mengatasi dan menjawab tantangan berbagai persoalan keairan yang terjadi di tanah air.

PIT HATHI ke-37 pada tahun 2020 mendatang akan digelar di Kota Palembang.

Turut hadir dalam acara pembukaan PIT ke-36 Gubernur Provinsi NTT Victor Bungtilu Laiskodat, Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Fredrik L. Benu, Direktur Politeknik Negeri Kupang Nonce F. Tuaty, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Widiarto, Para Pejabat Tinggi dan Madya Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Ketua HATHI Cabang Kupang NTT sekaligus Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Agus Sosiawan, dan para Kepala Balai Besar/Balai Wilayah Sungai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR.

(KompuSDA-kty)

  • kompusda

Share this Post