Berdasarkan pengamatan BMKG peristiwa banjir di berbagai lokasi di Jakarta tanggal 31 Desember 2019 merupakan kondisi hujan yang tinggi dan merata serta tergolong dalam kategori hujan sangat lebat baik di hulu maupun di hilir DKI Jakarta dan sekitarnya. 
 
“Selain itu belum optimalnya pembangunan prasarana pengendalian banjir, dimana sejak tahun 2017 normalisasi sungai belum dapat dilanjutkan karena kendala pembebasan lahan. Pada pelaksanaan pengendalian banjir Sungai Ciliwung (dari hulu ke hilir), Direktorat Jenderal SDA, melalui BBWS Ciliwung Cisadane melakukan beberapa program kegiatan salah satunya yaitu pelaksanaan pembangunan dua waduk kering yaitu Bendungan Ciawi dengan kapasitas tampung 6.45 juta m3, dengan progres sudah mencapai 45%, dan Bendungan Sukamahi yang kapasitas tampungnya 1.68 juta m3 dimana progresnya mencapai 35%. Dua bendungan ini dapat mereduksi banjir 126 m3/detik dan direncanakan selesai pada akhir 2020,” jelas Kepala Pusat Bendungan, I Made Sumiarsih, dalam acara Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI, 23 Januari 2020, di Bogor, Jawa Barat. Turut dihadiri oleh Kepala BBWS Ciliwung Cisadane, Bambang Hidayah dan para anggota Komisi V DPR RI. 
 
Kepala Pusat Bendungan juga mengatakan dalam membangun dua bendungan tersebut hambatannya adalah masalah cuaca karena dari awal tahun curah hujannya tinggi. “Tapi masalah pembebasan lahan sudah berkurang, karena kan pembebasan lahan sudah 95% ya, semoga akhir tahun ini selesai dan bisa membantu mengatasi permasalahan banjir di DKI Jakarta dan sekitarnya,” lanjut I Made Sumiarsih. 
 
Mengenai Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, anggota Komisi V DPR RI, mengatakan bahwa masalah pembebasan lahan menjadi salah satu masalah klasik dalam membangun infrastruktur. “Kami melakukan kunjungan ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, terutama berkaitan dengan permasalahan banjir, karena kan awal tahun ini kita dikejutkan dengan berita banjir di beberapa tempat seperti Bekasi dan DKI Jakarta dan sebenarnya banjir itu sudah menjadi rutinitas setiap tahun, meskipun dapil masing-masing anggota berbeda beda tapi saat ini kami tinggal di Jakarta, kami sangat serius sekali ingin mengetahui sekaligus  membantu mengatasi permasahan banjir hanya demi kepentingan rakyat,” kata Neng Eem.
 
Neng Eem lebih lanjut mengatakan bahwa kedepannya semoga semua pihak saling bersinergi untuk saling membantu memberikan solusi masalah banjir. “Kami, semua anggota Komisi V DPR RI mendukung semua usaha yang sudah dilakukan pemerintah pusat khususnya Kementerian PUPR, karena kedua bendungan ini terbilang sangat cepat, dan saya sangat mengapresiasi sekali. Saya berharap ke depannya selain masyarakatnya harus aware dengan banjir sehingga harus memperhatikan kebersihan lingkungan, saya juga ingin agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah saling bersinergi sehingga dari segi waktu pengerjaan dan pendanaan harus fektif dan efisien agar dapat segera bermanfaat bagi rakyat terutama dalam mengatasi masalah banjir,” ungkap Neng Eem.
 
Pada kesempatan yang sama Kepala BBWS Ciliwung Cisadane, Bambang Hidayah, mengatakan selain pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, untuk pengendalian banjir Sungai Ciliwung (dari hulu ke hilir) ada kegiatan yang lainnya yaitu  normalisasi Sungai Ciliwung, Sudetan Ciliwung ke KBT, Penambahan Pintu Air Manggarai, Penambahan Satu Pintu Air Karet dan Peningkatan Kapasitas Sungai Ciliwung Lama.
 
“Normalisasi Sungai Ciliwung direncanakan sepanjang 33 km, kapasitas 570 m3/det. Saat ini sudah selesai 16 km, sisanya 17 km menunggu pembebasan lahan oleh Pemda DKI sehingga debit yang bisa dialirkan 300 m3/det, Sudetan Ciliwung ke KBT (1260 m) kapasitas 60 m3/det mengalihkan air Ciliwung ke KBT (Sungai Cipinang) untuk mengurangi beban Sungai Ciliwung antara Bidara Cina (inlet) sampai dengan PA Manggarai untuk mengamankan kawasan antara lain Jatinegara, Bukit Duri, Tanah Abang, Senen dan istana,” kata Bambang Hidayah.
 
Lanjut Bambang Hidayah, saat ini Sudetan Kali Ciliwung ke KBT progresnya 54% (620 m), terkendala pembebasan lahan di Inlet (Bidara Cina). Kemudian, kegiatan penambahan Pintu Air Manggarai, selesai tahun 2014 semula 330 m3/det (2 pintu) menjadi 507 m3/det (3 pintu). Penambahan satu Pintu Air Karet telah selesai tahun 2014 semula 500 m3/det (4 pintu) menjadi 734 m3/det (5 pintu).
 
“Untuk pelaksanaan pengendalian banjir sungai wilayah barat DKI, kami melaksanakan Normalisasi Sungai Pesanggrahan, direncanakan sepanjang 42 km, kapasitas 260 m3/det. Saat ini sudah selesai 22,6 km sisanya 20 km menubggu pembebasan lahan oleh Pemda DKI. Lalu Normalisasi Sungai Angke direncanakan sepanjang 33,4 km, kapasitas 203 m3/det, daan sudah selesai 26,4 km, sisanya 7 km menunggu pembebasan lahan oleh Pemda DKI dan Pemda Kota Tangerang. Terakhir Normalisasi Sungai Krukut direncanakan sepanjang 31 km, sudah selesai 1,5 km, sisanya menunggu pembebasan lahan oleh Pemda DKI,” ungkap Kepala BBWS Ciliwung Cisadane. (kompusda-tin/nan)
 

  • kompusda

Share this Post