Bendungan Sindang Heula merupakan bendungan ke-17 yang telah dilaksanakan pengisian awal atau impounding dari 65 bendungan yang akan dibangun di Indonesia. Demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hari Suprayogi saat Pelaksanaan Pengisian Awal Bendungan Sindang Heula di Kabupaten Serang, Provinsi Banten (25/11).
 
Bendungan Sindang Heula yang dibangun melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cidanau Ciujung Cidurian (C3) bertujuan untuk mensuplai irigasi seluas 1.000 Ha, menyediakan air baku untuk wilayah Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon sebesar 800 ltr /detik, dan dapat mengurangi debit banjir QPMF sebesar 861,94 m3/detik, serta direncanakan akan menjadi salah satu destinasi wisata di Provinsi Banten. Selain itu, Bendungan Sindang Heula ini diharapkan dapat mereduksi banjir sebesar 51,53 m3/detik dan juga mempunyai potensi energi listrik sebesar 0,40 MW yang dapat dipakai untuk kebutuhan energi listrik di sekitar area Bendungan.
 
Kepala BBWS C3 Tris Raditian mengatakan kontrak Pembangunan Bendungan Sindang Heula dilaksanakan sejak November 2015 dan melaksanakan pekerjaan konstruksi di awal Januari 2016.
 
"Bendungan Sindang Heula merupakan bendungan tipe urugan zonal dengan inti tegak. Bendungan Sindang Heula dibangu dengan tinggi 41 m dan panjang 253,20 m. Kapasitas tampungan total Bendungan Sindang Heula sebesar 9,26 juta m3 dan menggenangi lahan seluas 129,50 Ha, " jelas Tris. 
 
Dalam proses pembangunannya, proses Pengalihan aliran Sungai Cibanten melalui saluran ini dilakukan di bulan Juli 2017. Sementara galian pondasi bendungan dimulai pada bulan Agustus 2017 dilanjutkan dengan pekerjaan timbunan yang selesai pada bulan Desember 2018. Sebelumnya, pelaksanaan impounding Bendungan Sindang Heula sempat mengalami penundaan sejak tahun lalu lantaran kendala pembebasan lahan, namun masalah tersebut telah diatasi dan pada bulan November 2019 ini dapat dilaksanakan pengisian awal (impounding) Bendungan Sindang Heula dengan penutupan pintu saluran pengelak (Closure Gate) yang akan segera diikuti dengan pekerjaan plugging atau penyumbatan saluran.
 
Dirjen SDA berpesan kepada seluruh jajaran di BBWS Cidanau Ciujung Ciduran untuk mengantisipasi permasalahan yang rentan muncul usai diresmikan yaitu sedimentasi dan debit air apabila tidak dijaga di wilayah hulu.  "Saya pesan walaupun  itu adalah tanggung jawab lintas sektoral. Tapi di internal harus dijaga agar bendungan ini bisa bertahan lama. Nanti pintu masuk juga harus diportal krna bukan untuk umum. Kemudian untuk pariwisata agar diarahkan ke daerah genangan ke arah hilir, agar di desain.  Masalah air juga perlu dijaga. Sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Serang supaya tidak memperbolehkan perikanan atau keramba di genangan waduk," tuturnya.  (Kompusda/Dnd/Ech/Ams) 
 

  • kompusda

Share this Post