Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) kembali menggelar Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) di Papua pada 8-10 September 2017. Pertemuan Ilmiah Tahunan ini merupakan pertemuan ke-34 bagi para pengelola infrastruktur bidang sumber daya air. Tahun ini, tema yang dipilih adalah “Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Menghadapi Perubahan Iklim Untuk Mendukung Ketahanan Air, Pangan dan Energi”. Tema tersebut sangat relevan dengan kondisi tanah air saat ini, di mana masyarakat Indonesia membutuhkan ketahanan air untuk menjawab tantangan kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat. Tidak tanggung-tanggung, lebih dari 500 peserta dari seluruh Indonesia hadir pada acara tahunan ini.

 

Indonesia memiliki potensi sumber daya air yang sangat besar yakni mencapai 3,9 triliun m3/tahun dengan potensi pembangkit listrik tenaga air sebesar 75.000 MegaWatt (MW) yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Dari jumlah potensi tersebut, Papua merupakan salah satu provinsi yang memiliki sumber daya air terbesar. "Papua ini potensi airnya paling besar dari seluruh wilayah Indonesia karena curah hujannya cukup tinggi. Jadi, pengelolaanya harus tepat waktu dan tempatnya,” ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso dalam laporannya sebagai Ketua Umum HATHI pada pembukaan PIT ke 34 di Auditorium Universitas Cenderawasih, Papua.

 

Dalam laporannya, Imam menyebutkan tujuan diselenggarakannya pertemuan ilmiah HATHI di Universitas adalah untuk mengenalkan organisasi profesi sehingga meningkatkan kontribusi para akademisi dalam pengembangan bidang keahlian profesi. “Kerjasama penelitian dibidang pengelolaan air dengan pihak akademisi dan swasta, nantinya dapat menghasilkan produk penelitian berdaya guna di masyarakat,” ujarnya.

 

Imam juga mengingatkan kepada anggota HATHI yang belum bersertifikat untuk segera mengikuti sertifikasi profesi sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas dan profesionalisme. "Sebagai organisasi yang mempunyai wewenang untuk memberikan sertifikasi, kami juga akan terus meningkatkan kemudahan dalam pengajuan proses sertifikasi keahlian profesi dengan tetap memperhatikan standar kualitas yang ditetapkan," ucapnya. 

 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang hadir membuka acara tersebut, mengutarakan dalam sambutannya bahwa sektor pangan, air dan energi akan menjadi panglima pembangunan nasional ke depan, sekaligus ujung tombak persaingan antar negara. “Ketiga bidang tersebut  menjadi tanggung jawab yang digeluti seluruh anggota HATHI untuk dapat dikelola dengan baik dan berkelanjutan," ujar Basuki.

 

Ia juga menambahkan, Papua memang memiliki potensi air yang sangat besar namun jumlah penduduknya masih sedikit. Untuk itu, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya air akan memprioritaskan pengelolaan sumber daya air di Papua yaitu pembangunan jaringan irigasi kecil yang akan mendukung pertanian. Kedepannya seiring pertumbuhan penduduk maka akan ditingkatkan pula pembangunan infrastruktur sumber daya air yang berskala besar.

 

Terkait pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), Menteri Basuki mengungkapkan saat ini Rancangan Undang-Undang SDA telah masuk dalam Prolegnas DPR RI dan diharapkan dapat segera dituntaskan dalam waktu 4 bulan ke depan. Menurutnya, UU SDA bukan milik golongan tertentu namun merupakan milik seluruh rakyat Indonesia. Ia berharap agar HATHI bisa mengawal dan memberikan masukan sehingga nilai-nilai Pancasila menjadi roh dalam UU SDA untuk menciptakan keadilan bagi rakyat Indonesia.

 

Turut hadir dalam PIT ke 34 ini, antara lain Rektor Universitas Cendrawasih Apolo Safanpo, Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Danis H. Sumadilaga, Kepala Pusat Bendungan Ditjen SDA Ni Made Sumiarsih, Direktur Operasi & Pemeliharaan SDA Agung Djuhartono, Direktur BPSDA Agus Suprapto, Direktur Sungai dan Pantai Hari Suprayogi, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Happy Mulia, dan Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri Widiarto. (dro/nan KompuSDA)

 

  • kompusda

Share this Post