Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah fokus mengentaskan kesulitan air yang dialami masyarakat, terutama di wilayah timur Indonesia. Sisa kemarau panjang membuat debit sumber air menurun drastis.‎ Maka dampaknya adalah sulitnya kegiatan pertanian dilakukan dan pasokan air baku tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan dan pedesaan. Maka tidak salah bila Pemerintah menaruh perhatian serius untuk wilayah timur Indonesia, seperti Nusa Tenggara Timur.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan pembangunan bangunan tampungan air, misalnya embung. Namun, pembangunan embung ini dirasa belum mampu mencukupi kebutuhan air bagi masyarakat. “Seperti di NTT ini, kita sebelumnya sudah membangun embung sebanyak 200 unit. Tapi, jumlah itu masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Memang kan kita semuanya tahu bahwa NTT daerah kering, jadi fokus bagaimana bisa meningkatkan ketersediaan air di NTT,” jelas Direktur Jenderal SDA Mudjiadi dalam pencanangan pembangunan, atau groundbreaking, Bendungan Rotiklot oleh Presiden Joko Widodo di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu (28/12). Area ini tepat terletak di batas wilayah Indonesia dengan Timor Leste.

Adapun manfaat dari Bendungan Rotiklot ini menurut Mudjiadi adalah sebagai penyedia air irigasi seluas 139 hektar (padi), 500 hektar (palawija),mengurangi debit banjir sebesar 500 m³/detik, penyedia listrik sebesar 0,15 MW, sebagai suplai air baku untuk masyarakat dan Pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter/detik dan pengendalian banjir di wilayah Ainiba. Masyarakat juga bisa menjadikan bendungan sebagai objek pariwisata.

Bendungan yang direncanakan selesai dibangun pada tahun 2018 ini, membutuhkan biaya sebesar Rp. 450 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan tahun 2015.

Untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat NTT, selama ini, baru terdapat satu bendungan, yaitu Tilong di Kupang. Maka sekarang Pemerintah mendorong terwujudnya pembangunan tujuh bendungan lainnya, dan dua di antaranya sedang dalam proses pembangunan. Pertama adalah Bendungan Raknamo, Kupang‎. Pembangunannya dimulai pada akhir 2014 dan ditargetkan selesai 2018. Kedua adalah Bendungan Rotiklot yang pembangunannya baru saja dimulai.

Lima bendungan lainnya yang akan dibangun dalam kurun waktu empat tahun mendatang‎ adalah Kolhua di Kupang, Temef di Timor Tengah Selatan, Napunggate di Sikka, Lambo di Nagekeo dan Manikin di Kupang. (kompu SDA dari berbagai sumber)

  • Superman

Share this Post