“Saat ini selain terjadi perubahan iklim, lingkungan kita juga sedang mengalami perubahan lingkungan seperti alih fungsi lahan, sungai-sungai kita tercemar limbah industri dan rumah tangga, ditambah lagi sedimentasi. Hal-hal tersebut harus menjadi perhatian semua pihak karena dapat menimbulkan terjadinya fenomena banjir, dimana curah hujan lebat (51 mm/hari – 100 mm/hari) atau sangat lebat (>100 mm/hari) sehingga debit yang terjadi melebihi kapasitas sungai; dan curah hujan sedang (21 mm/hari – 50 mm/hari) namun terjadi dalam waktu lama dan kapasitas sungai kecil. Contohnya curah hujan yang tinggi terjadi dari tanggal 21 Januari – 22 januari 2019 yang tersebar merata di beberapa kabupaten/kota di provinsi Sulawesi Selatan dengan curah hujan 468 mm yang tercatat tanggal 22 Januari 2019 di Stasiun Hujan Lengkese dan banjir terjadi di Kota makassar, Kab. Gowa, Kab. Maros, Kab. Jeneponto, Kab. Wajo, Kab. Soppeng dan Kab. Pangkep. Untuk itu Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR selama kurun waktu TA 2015-2019 target pengendali banjir sepanjang 3.090 km dan sampai dengan akhir TA 2018 realisasi sepanjang 868,81 km,” jelas Direktur Jenderal SDA, Hari Suprayogi, dalam Jumpa Pers bersama wartawan media massa di Ruang Media Centre Kementerian PUPR (300119). Turut hadir dalam acara tersebut Sesditjen SDA, Arsyadi, Kepala Pusat Bendungan, Ni Made Sumiarsih, Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku, Amir Hamzah dan para wartawan dari berbagai media massa.
Lanjut Hari Suprayogi, tahun ini, 2019, dilaksanakan pengendalian banjir dengan biaya Rp. 3,894 triliun antara lain berupa normalisasi sungai/tanggul banjir/kanal 131,19 km (tersebar); pembangunan polder/kolam retensi 1 buah (kolam retensi Nipa-Nipa, Kab. Gowa dan Kab. Maros); dan pembangunan sistem pompa 2 unit (Pompa Sungai Bendung Palembang dan rencana Pompa Ancol-Sentiong Jakarta) dan realisasi pengendalian banjir sampai dengan TA 2019 (131,19 km) sebesar 1000 km. Salah satu kendala yang dihadapi adalah masalah tanah seperti Normalisasi Kali Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, Sunter, Sudetan Ciliwung-BKT, Sungai Tondano Manado.
“Kami juga membangun bendungan sebagai pengendali banjir sejumlah 65 buah diantaranya Bendungan on going 2015-2019 (39 buah) dengan mereduksi banjir sebesar 7.101 m3/det; bendungan yang selesai dibangun sampai dengan tahun 2018 (17 buah) mereduksi banjir sebesar 3.400 m3/det dan bendungan dimulai TA 2019 (9 buah) mereduksi banjir 2.853 m3/det. Jadi dengan 65 bendungan tersebut total reduksi banjir sebesar 13.355,” kata Hari Suprayogi.
Khusus tentang kesiapsiagaan peralatan dan bahan banjiran, Direktorat Jenderal SDA sudah menyiapkan peralatan sejumlah 657 unit diantaranya terdiri dari Excavator (122 unit); Amphibious Excavator (51 unit); Dump Truck (96 unit); Trailer Truck (23 unit); Pick Up (75 unit); Mobile Pump (74 unit), Perahu Karet (196 unit) dan Mesin Outboard (20 unit). Dan bahan banjiran terdiri dari Sandbag (242.633 unit); Geobag (5.968 unit) dan Kawat Bronjong (41.798 unit).
Hari Suprayogi berpesan dalam menghadapi musim hujan tahun ini, kita harus tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, jangan membangun bangunan di sempadan sungai dan bersih-bersih sungai setempat bersama dengan instansi terkait dan komunitas. (tin/din/ams kompuSDA)
- kompusda