Kementerian PUPR memasuki awal tahun 2018 selain menyelesaikan proyek strategis nasional juga memberikan perhatian besar dalam pembangunan proyek infrastruktur berbasis masyarakat yang bersifat padat karya. “Proyek Padat Karya yang dilakukan oleh Kementerian PUPR salah satunya ada di Desa Ruang Tengah, Lampung Selatan,  dikerjakan oleh para petani dengan membangun irigasi dan pembayaran untuk para pekerjanya adalah mingguan yaitu untuk pembantu tukang 80 ribu rupiah dan untuk tukangnya 100 ribu rupiah. Saya harapkan proyek  padat karya ini makin meningkatkan roda perekonomian masyarakatnya sehingga konsumsi dan daya beli masyarakat juga semakin meningkat. Kementerian PUPR melalui BBWS Mesuji Sekampung Direktorat Jenderal SDA ini sangat penting, karena , pertama, membuka lapangan pekerjaan yg ditargetkan 1 desa ada 100 atau 200 orang, kedua dibayarkan tunai sehingga daya beli masyarakat meningkat dan perekonomian masyarakat menjadi lebih baik,” jelas Presiden RI Joko Widodo, yang didampingi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono dan Direktur Jenderal SDA Imam Santoso dalam kunjungan lapangan ke Proyek Padat Karya di Desa Ruang Tengah, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (20/01/2018).

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso bahwa di Provinsi Lampung program Padat Karya dapat meningkatkan pendapatan para petaninya. “Padat Karya tunai di Lampung dilaksanakan di 151 lokasi, salah satunya di Desa Ruang Tengah, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan dengan pelaksana GP3A Ngandan Bakti, dengan luas 143 ha, dengan pekerja sebanyak 153 orang dan pengerjaan selama 50 hari. Untuk anggaran padat karya di lampung sebesar 3,9 milyar, karena digabungkan dengan TP OP dan P3TGAI  jadi 1 lokasi dananya adalah 225 juta,“ lanjut Direktur Jenderal SDA Imam Santoso.

Imam menambahkan selain Padat Karya ini di Lampung juga ada 2 bendungan yaitu Bendungan Way Sekampung dan Bendungan Marga Tiga. Bendungan Way Sekampung progresnya sudah sekitar 15 persen dan Bendungan Marga Tiga baru saja penandatanganan kontrak pada bulan Desember 2017, dan sudah dimulai konstruksinya. “Dalam mengerjakan bendungan kami juga membangun irigasinya dan ini sesuai dengan apa yang sudah diinstruksikan oleh Menteri PUPR sehingga semua berjalan bersamaan. Untuk Way Sekampung selesai 2019 akhir sedangkan Bendungan Marga Tiga selesai tahun 2021,” imbuh Direktur Jenderal SDA.

Salah satu petani, Pak Harun, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah atas Program Padat Karya ini, “GP3A kami, Ngandan Bakti, sangat berterima kasih sekali karena di saluran irigasi kami airnya lancar dan pendapatan kami juga bertambah. Wilayah kami Daerah Irigasi Way Penengahan I dengan luas area 45 ha dan benar-benar sangat dimanfaatkan oleh petani, jadi dari petani, untuk petani, oleh petani. Harapan kami ke depannya, kami dapat terus dilibatkan untuk kegiatan ini, paling tidak untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa ini terutama kehidupan petaninya lebih baik,” kata Pak Harun.

Dengan pelaksanaan program padat karya akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sehingga terjadi pemerataan ekonomi pedesaan sekaligus untuk mengatasi kesenjangan, dan pemerintah memberikan porsi yang lebih besar bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur.

Kementerian PUPR telah mengalokasikan anggaran 11,24 triliun dari total 103,7 triliun tahun 2018 untuk program pada karya (cash for work). Program ini mencakup Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI), Operasi dan Pemeliharaan (OP) irigasi, Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), Program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas), Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), pembangunan rumah swadaya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), rumah khusus dan pemeliharaan rutin jalan. (tin/din/arg kompuSDA)

 

  • kompusda

Share this Post