Sabtu, 3 Desember 2016, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperingati Hari Bakti PU yang ke-71. Peringatan tersebut ditandai dengan Upacara Bendera yang diselenggarakan di Lapangan Sapta Taruna, Kampus PUPR. Bertindak sebagai Pemimpin Upacara, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Inspektur Upacara yaitu Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso. Upacara tersebut tutut dihadiri oleh para pejabat Eselon I, II, dan segenap pegawai di lingkungan PUPR.

 

Basuki dalam sambutannya menyampaikan bahwa 3 Desember tepat 71 tahun yang lalu merupakan tonggak sejarah bukti dari semangat berbakti yang ditandai denga gugurnya tujuh orang pegawai PU dalam mempertahankan Kantor Pusat Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum, yang saat itu berlokasi di Gedung Sate, Bandung. Tujuh pemuda pejuang tersebut adalah Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu, dan Soerjono.

 

Berbagai hasil pembangunan di bidang insfrastruktur telah banyak mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Presiden Indonesia, Dunia Usaha, Masyarakat bahkan Lembaga di tingkat Internasional. Pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR tersebut turut mendukung pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dan juga menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang cukup besar.

 

“Berbagai pekerjaan fisik akan terus dipercepat pembangunannya agar dapat mencapai sasaran RPJMN 2014-2019. Kita juga harus siap menyusun berbagai peraturan perundangannya agar mampu memberikan kepastian pelayanan terhadap masyarakat,” tutur Basuki. PUPR juga siap untuk melaksanakan amanat Negara Indonesia melalui tagline bekerja keras, bergerak cepat dan bertindak tepat.

 

Bekerja keras untuk mencapai target pembangunan infrastruktur PUPR yang demikian besar dan memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bergerak cepat untuk mengejar percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia guna menggerakkan perekonomian daerah tertinggal dan mempercepat pemerataan kesejahteraan khususnya ke wilayah perbatasan dan terisolir. Bertindak tepat sesuai dengan tujuan dan sasaran serta memperhatikan kaidah-kaidah teknis (norma, standar, prosedur dan manual) yang berlaku. “Semangat berbakti dan berjiwa seni harus terus kita pelihara untuk keselarasan dalam membangun negeri,” tambah Basuki. (dro kompuSDA)

  • kompusda

Share this Post