Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mudjiadi didampingi oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil, (300116) meresmikan Restorasi Sungai Cikapundung II (Teras Cikapundung), Bandung Provinsi Jawa Barat. Turut dihadiri oleh Kepala BBWS Citarum, Yudha Mediawan, para pejabat Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR, beberapa komunitas sungai di Jawa Barat, akademisi dan masyarakat setempat.

Mudjiadi mengungkapkan bahwa Teras Cikapundung (Tercik) merupakan bagian dari Restorasi Sungai Cikapundung, yaitu upaya untuk melakukan penataan di sepanjang Kawasan Sempadan Sungai Cikapundung untuk menampung aktivitas sosial masyarakat serta menggali  potensi  disekitarnya.

“Dengan Restorasi Sungai Cikapundung ini, diharapkan tersedianya sarana dan prasarana yang akomodatif dan representatif baik dari segi fungsi maupun estetika, guna mendukung program  “Cikapundung Bersih”. Hal ini dapat dilakukan dengan penataan Kawasan Sempadan Sungai Cikapundung yang terintegrasi antara program Ditjen SDA Kementerian PUPR melalui BBWS Citarum dengan pemerintah kota Bandung,” tutur Mudjiadi.

Lebih lanjut, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Ditjen SDA Kementerian PUPR Yudha Mediawan mengungkapkan bahwa program Restorasi Sungai Cikapundung adalah program yang bertujuan untuk menjaga kualitas air, pengendalian banjir, bagaimana menata bantaran sungai dan meningkatkan fungsi bantaran sungai yang memiliki fungsi sosial sebagai sarana untuk masyarakat saling berinteraksi.

“Selain itu juga bagaimana mengubah landscape yang semula kawasan kurang terawat menjadi kawasan pariwisata yang indah dan juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan adanya komunitas-komunitas yang peduli dengan sungai sehingga bisa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang memelihara sungai dan sempadan sungai,” kata Yudha.

Lanjut Yudha, pemeliharaan Tercik dan kegiatan Restorasi Sungai Cikapundung akan melibatkan Komunitas Cikapundung yang terdiri dari 52 kelompok kerja (pokja) yang dalam pelaksanaannya didukung oleh BBWS Citarum.

“Untuk menangani sungai perlu keterlibatan multi sektor, harus bersama-sama. Selain itu juga penanganan tidak hanya struktural saja tetapi juga non-struktural seperti penghijauan, penanganan limbah, penanganan sedimentasi, persampahan juga peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku warga juga perlu bersinergi untuk ciptakan sungai yang bersih dan indah,” jelas Yudha.

Pembangunan Tercik dilaksanakan pada tahun 2013 dan 2015, menghabiskan anggaran Rp 18 Miliar, untuk konstruksinya bersumber dari APBN melalui BBWS Citarum. Desainnya sendiri dilaksanakan oleh konsultan dengan masukan dari Walikota Bandung, Ridwan Kamil.

Adapun, kegiatan Restorasi Sungai Cikapundung lainnya, yaitu segmen PLN (Cikapundung Riverspot) yang dikerjakan untuk mendukung Konferensi Asia Afrika menghabiskan anggaran Rp 3 miliar..

PPK OP SDA II Satuan Kerja (Satker) Operasi dan Pemeliharaan (OP) SDA BBWS Citarum Kementerian PUPR, R. Yayat Yuliana, yang menangani langsung Teras Cikapundung mengatakan rencananya dana pemanfaatan sisa lelang tahun 2016 akan dialokasikan untuk melanjutkan Restorasi Sungai Cikapundung ke arah Hulu.

“Untuk Restorasi Sungai Cikapundung baru 2 spot yaitu segmen PLN (Cikapundung Riverspot) dan segmen Babakan Siliwangi (Teras Cikapundung), rencananya ke depan mau melanjutkan restorasi sungai ke arah hulu, akan dibuat jogging track sampai Taman Hutan Raya (Tahura) Dago, dan skywalk yaitu jembatan yang menghubungkan Teras Cikapundung dengan tempat parkir di SABUGA,” imbuh Yayat.

Teras Cikapundung Sebagai Percontohan Nasional Restorasi Sungai

Dengan pola pemberdayaan masyarakat, Yayat mengatakan bahwa Restorasi Sungai Cikapundung khususnya di Teras Cikapundung ini dapat disebut sebagai percontohan nasional restorasi sungai. Hal tersebut mengacu kepada pemberdayaan masyarakat dalam hal pemeliharaan.

“Secara konstruksi, pembuatan Tercik ini mudah, untuk pemeliharaan diperlukan keterlibatan masyarakat untuk menjaga hasil pembangunan ini. Dari BBWS Citarum dana operasional untuk listrik dan pompa, untuk kebersihan pada komunitas, karena disini ada pemberdayaan ekonomi, disini kan ada sungai untuk wisata air, kita sumbang ban ban bekas, perahu perahu karet, dan sekalipun nantinya apabila ada event, komunitas tersebut akan dilibatkan,” tambah Yayat.

Lebih jauh lagi Yayat menambahkan bahwa penanganan akan dilanjutkan sampai hilir, saya ingin Restorasi Sungai Cikapundung itu tuntas ke bawah. Tidak hanya dari segi fisik saat ini BBWS Citarum bekerja sama dengan Universitas di Bandung dalam melakukan kajian-kajian mengenai kualitas air. “Sekarang sudah mulai dilakukan FGD bersama dengan ITB, UNPAR, ITENAS dan UNPAD. Mereka sudah mulai berkontribusi mengenai bagaimana penanganan Sungai Cikapundung kedepan,” tutur Yayat. (nan/ket kompuSDA/Birkompu PUPR)

  • Superman

Share this Post