Di Indonesia, salah satu permasalahan sumber daya air adalah berkurangnya sarana tampungan air seperti situ, danau, embung dan waduk. Padahal, SDEW sebagai bagian dari sistem daerah aliran sungai memiliki multi fungsi yaitu sebagai tempat penampungan air, konservasi air tanah, sarana pengendalian banjir, tempat wisata dan sarana olahraga.
“Secara umum pada tahun 2018 ditargetkan 500 SDEW di seluruh Indonesia disertifikasi. Dan secara khusus untuk situ-situ yang berada di wilayah sungai Ciliwung Cisadane direncanakan sebanyak 32 situ dapat disertifikasi antara lain 26 situ di provinsi Jawa Barat dan 6 situ di Banten. Langkah awal yang saat ini sedang dilaksanakan oleh BBWS Ciliwung Cisadane adalah pendataan administratif untuk menertibkan status kepemilikan sehingga lebih mudah dalan penanganan selanjutnya,” jelas Muhammad Arsyadi, Sekretaris Direktorat Jenderal SDA, mewakili Direktur Jenderal SDA dalam acara Peringatan Hari Air Dunia ke-26 Tahun 2018 di Situ Pondok Jagung, Tangerang Selatan, Banten (220318). Acara tersebut diselenggarakan oleh BBWS Ciliwung Cisadane Direktorat Jenderal SDA.
Saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan Kementerian Dalam Negeri sepakat untuk bekerja sama melakukan perlindungan dan optimalisasi fungsi SDEW serta sumber air permukaan lainnya baik dari aspek teknis, pengendalian pemanfaatan ruang, administrasi pertanahan serta pelibatan masyarakat.
“Hasilnya pada tahun 2017 terdapat 4 situ sudah tersertifikasi dari 21 situ di jabodetabek yang rencananya disertifikasi. Situ-situ yang telah tersertifikasi antara lain Situ Cogreg (Kab.Bogor) 4, 85 ha, Situ Pagam (Kab.Bogor) 5,8 ha, Situ Tlajung Udik (Kab. Bogor) 5,63 ha dan Situ Rawalumbu (Kota Bekasi) 2,23 ha. Selain itu ada juga 4 situ yang sudah didaftarkan dan dalam proses mendapatkan sertifikat kepemilikan aset di kantor BPN, antara lain Situ Burangkeng (Kab.Bekasi ) 6,5 ha, Situ Ceper (Kab. Bekasi) 7 ha, Situ Binong (Kab. Bekasi) 13,94 ha dan Situ Pondok Cina (Kota Depok) 4 ha,” lanjut Muhammad Arsyadi yang juga selaku Ketua Umum Tim Pelaksana Panitia Nasional HAD ke-26 Tahun 2018.
Pada kesempatan yang sama Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi, mengatakan sangat mengapresiasi sekali semua usaha yang sudah dan sedang dilakukan oleh Direktorat Jenderal SDA dalam merevitalisasi situ-situ khususnya situ-situ di Jabodetabek melalui BBWS Ciliwung Cisadane. “Dulu Situ Pondok Jagung ini penuh dengan sampah terutama di pinggir situ, tapi sekarang sudah bisa kita lihat di situ ini bersih, sudah ada fasilitas olahraga, jogging track, dan banyak juga warga Tangsel yang datang ke sini. Saya juga berharap sekali agar situ situ yang lain seperti ini dan dapat menjadi city center, ruang publik masyarakat daripada mereka pergi ke mall, akan lebih bermanfaat datang ke sini,” kata Airin.
Lanjut Airin, semoga jajarannya dan Kementerian PUPR dapat bekerjasana untuk menyelamatkan aset aset negara yaitu situ situ yang ada agar dapat terhindar dari okupasi lahan yang tentu saja berakibat pada berkurangnya ruang publik dan daerah resapan air. “Kami, Pemkot Tangsel, menginginkan adanya kerjasama nyata bagi keberlanjutan situ situ yang ada khususnya di Tangsel dan kami akan terus berkoordinasi dengan BBWS Ciliwung Cisadane untuk merevitalisasi situ situ tersebut,” imbuh Walikota Tangsel.
Muhamad Arsyadi menghimbau kepada para pihak terkait yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintag Daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat untuk menjaga dan mengamankan SDEW agar tetap terjaga fungsinya.
Acara peringatan HAD ke-26 Tahun 2018 di Situ Pondok Jagung turut dihadiri oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Jarot Widyoko, dan seluruh jajaran BBWS Ciliwung Cisadane, Pemkot Tangsel dan warga setempat. Rangkaian HAD 2018 di situ tersebut terdiri dari kegiatan penanaman pohon dan bersih situ, panen air hujan berupa pemasangan instalasi panen air hujan dan sumur resapan di Situ Pondok Jagung dan edukasi sungai dan lingkungan, serta lomba menggambar tingkat SD di Tangsel.
Jumlah pohon yang ditanam sekitar 300 batang yang tersebar di sekeliling situ diantaranya untuk tanaman hias yaitu pucuk merah 118 batang, glodokan 36 batang, dadap merah 36 batang, nusa indah 39 batang. Sedangkan untuk tanaman buah yaitu jambu air jamaika 12 batang, jambu biji 10 batang, mangga 12 batang, alpukat 10 batang, srikaya 10 batang dan salam 19 batang . (tin, ams kompuSDA).
- kompusda