Jakarta - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 65 bendungan hingga tahun 2019 mendatang. Sebanyak 16 bendungan di antaranya merupakan bendungan lanjutan dari pemerintahan selanjutnya, sedangkan sisanya adalah bendungan baru.

Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Imam Santoso mengungkapkan, pemerintah menargetkan menyelesaikan sebanyak 29 bendungan hingga 2019 nanti. Rinciannya terdiri dari 16 bendungan yang telah dibangun dari pemerintahan sebelumnya dan 13 bendungan baru yang dibangun dari 2014-2019.

Hingga saat ini, pemerintah telah melaksanakan konstruksi untuk 28 bendungan baru, dan diharapkan ada tambahan 9 bendungan baru yang bakal kontrak tahun ini. Sehingga sisa ada 12 bendungan lainnya yang bakal dikontrak hingga 2019 nanti.
 


"Berarti 37 bendungan dari 49 bendungan baru yang sedang dibangun sampai akhir tahun nanti. Tapi 2019 nanti, 49 bendungan itu semua akan underconstruction," ungkapnya saat ditemui di Kemenko Maritim, Jakarta, Senin (28/8/2017).

Bendungan yang belum selesai di 2019 sendiri bukan karena mangkrak. Tetapi memang pembangunannya butuh waktu. Satu buah bendungan sendiri membutuhkan pembangunan 4-5 tahun.

Berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), nilai investasi dari 29 bendungan yang bakal rampung tersebut mencapai Rp 23,37 triliun dengan daya tampung air mencapai 2 miliar m3. Bendungan Jatigede menjadi yang paling besar biaya investasinya mencapai Rp 6,5 triliun.

Sebagai informasi, penambahan bendungan dalam jumlah besar memang mendesak. Sebab, dari 7,2 juta ha luas irigasi pertanian di Tanah Air, baru 797.000 ha atau sekitar 11% yang memanfaatkan air tampungan waduk. Sisanya, yakni 6,4 juta hektar, masih memanfaatkan air non-waduk sehingga selalu terancam kekeringan saat musim kemarau tiba.

Dengan tambahan 29 bendungan yang akan rampung hingga 2019 nanti, diharapkan ketersediaan tampungan air bisa meningkat mencapai 14,42 miliar meter kubik. Dengan ketersediaan tampungan air yang memadai, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan air irigasi yang akan berdampak besar bagi produksi pangan.

Berikut daftar bendungan yang ditarget rampung hingga 2019

Tahun 2015
1. Rajui di Aceh, Rp 110,65 miliar
2. Jatigede di Jawa Barat, Rp 6,5 triliun
3. Bajulmati di Jawa Timur, Rp 422 miliar
4. Nipah di Jawa Timur, Rp 108 miliar
5. Titab di Bali, Rp 486 miliar

Tahun 2016
6. Paya Seunara di Aceh Rp 94,89 miliar
7. Teritip di Kalimantan Timur, Rp 270 miliar

Tahun 2017
8. Raknamo di NTT, Rp 782 miliar
9. Tanju di NTB, Rp 404 miliar
10. Marangkayu di Kaltim, Rp 271 miliar

Tahun 2018
11. Kuningan di Jawa Barat, Rp 519 miliar
12. Gondang di Jawa Tengah, Rp 617 miliar
13. Logung di Jawa Tengah, Rp 604 miliar
14. Rotiklod di NTT, Rp 407 miliar
15. Sei Gong di Kepulauan Riau, Rp 252 miliar
16. Sindang Heula di Banten, Rp 496 miliar
17. Mila di NTB, Rp 404 miliar
18. Passeloreng di Sulsel, Rp 800 miliar
19. Bintang Bano di NTB, Rp 996 miliar

Tahun 2019
20. Keureuto di Aceh, Rp 1,73 triliun
21. Bendo di Jawa Timur, Rp 776 miliar
22. Gongseng di Jawa Timur, Rp 517 miliar
23. Tukul di Jawa Timur, Rp 673 miliar
24. Pidekso di Jawa Tengah, Rp 469 miliar
25. Karalloe di Sulawesi Selatan, Rp 584 miliar
26. Karian di Banten, Rp 1,2 triliun
27. Tapin di Kalsel, Rp 896 miliar
28. Ciawi di Jawa Barat, Rp 1,2 triliun
29. Sukamahi di Jawa Barat, Rp 893 miliar (eds/dna)

sumber : detik.com

  • sisda

Share this Post