Dalam rangka memperingati Hari Air Dunia ke-27 Tahun 2019, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengadakan kegiatan HAD 2019, 4 April 2019 di Rowo Jombor, Klaten, diantaranya  Launching Komunitas Go To Tumbler untuk mencegah pencemaran lingkungan akibat limbah plastik, peletakan baru pertama rumah komunitas, bantuan perahu karet berikut mesin tempelnya untuk kebersihan sungai dari Kementerian PUPR, pemberian bantuan tempat sampah dari Perum Jasa Tirta I, dan bantuan air minum dari PT. Tirta Investama Klaten.

 

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepedulian akan sumber daya  air dan menjaga keberadaannya secara kuantitas dan kualitas, baik untuk irigasi maupun kebutuhan lainnya bagi masyarakat karena semua harus mendapatkan akses air sesuai dengan tema Hari Air Dunia Tahun 2019, Semua Harus Mendapatkan Akses Air.

 

“Tanggal 22 Maret diperingati sebagai Hari Air Dunia utk menyadarkan kita semua akan pentingnya air bagi makhluk hidup. Saat ini dunia dihadapkan pada berbagai macam permasalahan air, seperti populasi penduduk yang sangat cepat menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan air, bahkan penduduk di beberapa negara terpaksa menggunakan air dari sumber yg tidak aman, faktor degradasi lingkungan dan perubahan iklim merupakan salah satu penyebab kurangnya kuantitas air. Pemerintah khususnya Kementerian PUPR telah melalukan beberapa langkah guna pemerataan distribusi air yg merata,” ungkap Staf Ahli Menteri PUPR bidang Ekonomi dan investasi, Muhammad Faisal Fattah, 4 April 2019. 

 

Lanjut Fattah HAD merupakan momentum generasi millenial untuk menjaga ketersediaan air. Upaya menjaga ketahanan air harus dilakukan dengan semua pihak, salah satunya susur sungai dan pembersihan sungai danau situ dan wadah air lainnya. “ Kegiatan penanaman pohon dan pembuatan biopori harus dilakukan supaya kita ramah dengan air. Kita bukan hanya sebagai pengguna air saja, tapi kita tapi harus bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan dan keberadaan sumber-sumber air baik secara kuantitas maupun kualitas,” imbuh Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Ekonomi dan investasi.

 

Senada dengan Muhammad Faisal Fattah, Bupati Klaten, Sri Mulyati,bahwa kita harus selalu melestarikan dan menjaga sumber-sumber air yang ada supaya dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. “ Contohnya Rowo Jombor yang sangat luas ini membutuhkan pengelolaan sumber daya air agar Rowo Jombor bisa memberikan banyak manfaat bagi masyarakat setempat. Untuk itu saya mohon perhatian dan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah dalam mengelola Rowo Jombor,” kata Sri Mulyani.

 

Sekda Jawa Tengah, Sri Puryono mengatakan bahwa air adalah jantung kehidupan dan hak asasi manusia untuk mendapatkannya. “Namun kedepannya air bukan masalah sepele, karena dikonsumsi masyatakat sehari hari dan juga pendukung irigasi masyarakat, sehingga kami mendukung konservasi dengan melakukan berbagai upaya, diantaranya pembuatan waduk dan embung serta biopori dan kampanye untuk tidak menggunakan air berlebihan, restorasi sungai, kami juga merangkul semua elemen masyarakat dan semua pihak harus mau urun tangan gotong royong mengatasi permasalahan ini, menyimpan air layaknya menabung, agar dapat memamnennya di masa yang akan datang dan mari kita bulatkan tekad untuk menjaga ketersediaan air baik secara kuantitas maupun kualitas,” ungkap Sri Puryono

 

Acara ini turut dihadiri oleh Kepala BBWS Bengawan Solo, Charisal A. Manu, Kepala BBWS Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno, Pemkab Klaten, dan masyarakat setempat.

 

Rowo Jombor

Kepala BBWS Bengawan Solo, Charisal A. Manu, mengatakan sangat mengapresiasi semua kegiatan yang dilakukan oleh komunitas peduli sungai, pemerintah kabupaten Klaten dan Pemprov Jawa Tengah khususnya Rowo Jombor. “Sementara ini kami memfasilitasi pembangunan ruang terbuka gedung agar komunitas bisa berkumpul setiap saat untuk sharing pengalaman dan pengetahuan. Dan ini sangat penting dalam rangka membangun kreativitas komunitas yang ada sehingga nanti berdampak pada meningkatkan perekonomian masyarakat bukan hanya terpaku dengan pengusaha pengusaha yang mengurus keramba, seperti yang kami.coba di Bendung Karet Tirtonadi dan Embung Giriroto dimana kami membuat landscape yang menarik sehingga dapat dijadikan untuk wisata,” jelas Kepala BBWS Bengawan Solo.

 

Rowo Jombor terletak di Desa Krakitan, Kabupaten Klaten yang bermanfaat untuk mengauri irigasi masyarakat seluas 782 ha dan wisata serta perikanan. Untuk pemeliharaan Rowo Jombor, BBWS Bengawan Solo telah melakukan pemeliharaan baik secara berkala maupun rutin seperti pembersihan enceng gondok yang bekerjasama dengan komunitas, pemprov dan TNI serta masyarakat setempat.

 

Khusus tentang keramba, Kepala BBWS Bengawan Solo mengatakan bahwa ada beberapa kajian yang sudah dilakukan dimana hasilnya disimpulkan dari segi akualitas air sudah tidak bisa digunakan lagi karrna sudah terjadi pencemaran berat maka akan dilakukan penertiban. “ Hasil kajian kami sebenarnya minimal luas keramba hanya 2 persen yang berarti hanya 4 ha saja dari luasan danau, kami melakukan penertiban secara bertahap karena ini menyangkut pendapatan masyarakat. Langkah pertama yang kami usulkan adalah bahwa harus ada ijin keramba itu sendiri, kedua bagi yang sudah punya ijin akan kami evaluasi kembali, apakah kepatuhan terhadap persyaratan persyaratan dalam hal kepedulian untuk mengatur pemanfaatan dan kualitas air terjaga, karena umumnya pakan daripada kerambalah yang meracuni kualitas air dan itu dampaknya jangka panjang,” jelas Charisal A. Manu. (tin, nan kompuSDA)

 

  • kompusda

Share this Post