Tidak hanya terkenal akan sejarah kesultanan Ternate dan Tidore serta keindahan alamnya, Maluku Utara juga terkenal akan Gunung Gamalama, salah satu gunung berapi aktif di Indonesia yang masih sering “batuk-batuk” sampai dengan sekarang.

Gunung Gamalama terakhir “batuk berat” mengeluarkan lahar dingin dan membawa material batu-batu besar serta pasir ke arah Kota Ternate melalui enam sungai yang berhulu di kakinya pada tahun 2012.

Kala itu, 14 orang dinyatakan meninggal, satu jembatan hilang di daerah Dufa-Dufa, ratusan penduduk mengungsi  karena kehilangan rumah, dan enam sungai yang berhulu di kaki Gunung Gamalama berhenti mengalir karena tertutup material akibat lahari dingin.

Pemerintah tidak tinggal diam atas bencana ini. Selain penanganan pengungsi dan kemanusian, Kementerian PUPR Ditjen Sumber Daya Air melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara melakukan penanganan pasca bencana dengan membangun sabo dam untuk menampung kurang lebih 2.100 juta kubik lahar dingin atau sedimen yang masuk ke sungai dan membahayakan permukiman penduduk, fasilitas umum, fasilitas sosial, bahkan bandar udara.

“Tahun 2012 merupakan bencana lahar dingin terbesar, apalagi saat itu baru ada empat bangunan sabo dam. Dampaknya ke masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar aliran sungai, menjadi lebih besar,” sebut Kasatker PJSA BWS Maluku Utara Mustafa.

Satu demi satu bangunan sabo dibangun oleh BWS Maluku Utara. Sampai dengan saat ini terdapat 40 bangunan sabo dam.  Tugurara adalah sungai yang paling banyak menerima dampak lahar dingin, berdasarkan penjelasan dari Kasatker PJSA, terdapat 21 series sabo dam di sini.

“Sabo dam Tugurara di Kecamatan Ternate Utara sudah selesai dibangun pada tahun 2018 lalu. Sabo dam ini diharapkan dapat melindungi kantor Angkatan Laut, Bandar Udara Sultan Babullah, pemukiman dan perkantoran,” lanjut Mustafa menjelaskan.

Selain di Tugurara, lima buah sabo dam juga telah selesai dibangun di Sungai Tugafo. Sedangkan di Sungai Lotto, satu dari lima sabo dam tengah dalam proses pembangunan.

“Masing-masing sabo dam lebarnya 20 sampai 30 meter, tingginya 4 meter. Satu bangunan sabo dam diperkirakan dapat menampung 10.000 sampai dengan 30.000 meter kubik material lahar dingin,” ujar Musata.

Tiga sungai lainnya yang juga terdampak lahar dingin Gunung Gamalama, yaitu Sungai Takome Utara, Tobolo Utara dan Sungai Baliora direncanakan akan disusulkan kemudian.

(KompuSDA-kty)

  • kompusda

Share this Post