Jakarta-27 Juli 2017, Pemerintah Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) menandatangani sebuah dokumen kesepakatan untuk pelaksanaan proyek Kerjasama Teknik untuk Rencana Pembangunan "Mempromosikan Penanggulangan Penurunan Permukaan Tanah di Jakarta". Dari pihak Indonesia, penandatangan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Keterlibatan berbagai institusi ini diperlukan dengan pertimbangan bahwa untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan kerjasama dan koordinasi lintas kementerian.
Sejak tahun 1970-an, seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi, banyak kota besar di Asia termasuk Jakarta mengalami percepatan penurunan permukaan tanah. Dimasa lalu, Jepang mengalami pengalaman serupa di era pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pada saat itu, salah satu bagian daerah di Tokyo mengalami penurunan permukaan tanah lebih dari 4 meter. Namun sejak Jepang memperkenalkan peraturan tentang pengamanan sumber air alternatif untuk perindustrian dan peraturan mengenai penggunaan air tanah, Jepang berhasil menekan laju penurunan tanah sejak tahun 1970-an. Kedua kota besar, Tokyo dan Jakarta, memiliki banyak kesamaan, seperti kondisi sosial, bentuk sungai dan saluran drainase. “Oleh karena itu, dengan memanfaatkan pengalaman Jepang dimasa lalu melalui proyek kerjasama ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam rangka memperlambat laju penurunan tanah di Jakarta. Jepang akan mengirimkan tenaga ahli untuk sharing pengalaman mereka tentang penurunan permukaan tanah yang berkaitan juga untuk pekerjaan proyek NCICD di Jakarta Utara,” tutur Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso.
Jakarta Utara merupakan daerah dengan penurunan tanah terparah. Dibeberapa daerah, terhitung sejak 1970 permukaan tanah telah turun sedalam 4 meter dan beberapa daerah lainnya terhitung sejak tahun 2000 telah turun sedalam lebih dari 2 meter. Hal ini menjadikan wilayah tersebut lebih rentan saat dilanda air pasang dan banjir. Fenomena tersebut juga meningkatkan resiko kerusakan pada infrastruktur transportasi, termasuk jembatan. Disamping itu, Jakarta masih menghadapi berbagai hambatan dalam melawan penurunan permukaan tanah, seperti kurangnya data yang akurat tentang penurunan permukaan tanah dan air tanah, kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah, dan kurangnya kesadaran masyarakat Jakarta terhadap risiko penurunan permukaan tanah.
Imam mengharapkan dengan adanya kerjasama yang akan berjalan selama 3 tahun ini, Pemerintah Indonesia dan JICA dapat melakukan upaya bersama untuk menyelesaikan masalah penurunan permukaan tanah di Jakarta. Tahun depan merupakan perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang. JICA akan terus berupaya untuk memberikan dukungan terhadap kelanjutan pembangunan Indonesia dengan memanfaatkan pengetahuan serta pengalaman Jepang. (dro/ket KompuSDA)
- kompusda