Indonesia memiliki potensi sumber daya air yang sangat besar, 3.221 miliar m3/tahun dan yang termanfaatkan hanya sekitar 691 miliar m3/tahun. Namun distribusi air tidak merata seperti wilayah barat lebih esar dibandingkan dengan wilayah timur. Fenomena alam berupa curah hujan tinggi yang terjadi di tanah air perlu mendapat perhatian yang serius agar dapat menjadi faktor pendorong dan penguat dalam rangka pemanfaatan sumber daya air untuk berbagai kebutuhan seperti irigasi, air baku dan pembangkit listrik.

Untuk itu diperlukan pembangunan bendungan di seluruh wilayah di Indonesia sehingga ketersediaan air dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk pertanian, air minum dan pembangkit energi khususnya energi listrik. Hal inilah yang mendorong Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI BB) mengadakan Seminar Nasional Bendungan Besar 2016 dan Rapat Anggota Tahunan KNI-BB dengan tema Peran Teknologi dan Kompetensi Tenaga Ahli KNI-BB Dalam Mendukung Akselerasi Pembangunan Bendungan, 11 Mei 2016, di Bandung, Jawa Barat. Acara ini dihadiri oleh Direktur Jenderal SDA, Mudjiadi, mewakili Menteri PUPR, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (persero), Nasri Sebayang,  Direktur Sungai dan Pantai yang juga selaku Ketua Umum KNI BB, Hari Suprayogi, para kepala BBWS/BWS, para anggota HATHI dan PLN.

Dalam sambutan Menteri PUPR yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air, pembangunan dan pengelolaan bendungan diharapkan dapat memberikan keuntungan sepenuhnya bagi masyarakat di sekitar waduk, khususnya dan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan ketahanan air yang akan mempengaruhi ketahanan energi dan ketahanan pangan secara nasional.

“Untuk itu pembangunan dan pengelolaan bendungan di Indonesia membutuhkan SDM yang handal dan kompeten agar dapat menguasai teknologi yang bermanfaat bagi pencapaian strategi pengelolaan bendungan besar yang semakin aman dan efisien,” ujar Mudjiadi.

Mengenai hal tersebut, Ketua Umum KNI BB mengatakan bahwa sampai dengan  Mei 2016, jumlah pemegang sertifikat keahlian bendungan besar adalah 502 orang yang terdiri dari 237 ahli muda, 199 ahli madya dan 66 ahli utama, adapun di luar jumlah tersebut, masih terdapat 46 ahli pemula dan yang masih dalam proses sertifikasi sebanyak 77 orang.

“Salah satu program kerja KNI BB yang penting untuk diteruskan dan ditingkatkan adalah setifikasi keahlian bendungan besar dengan menyelenggarakan sosialisasi, pembekalan sertifikasi dan percepatan penerbitan sertifikasi keahlian. Hal ini dimaksud untuk meningkatkan pelayanan KNI BB dalam rangka pembentukan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia pada bidang pembangunan dan pengelolaan bendungan besar di Indonesia,” kata Hari Suprayogi.

Pada kesempatan yang sama Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah, Nasri Sebayang, mewakili Direktur Utama PLN (persero), saat ini pemerintah telah mentargetkan penambahan kapasitas listrik sebesar 35.000 MW. Program kelistrikan ini menjadi program strategis nasional yang dikukuhkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. “dari 35.000 MW tambahan kapasitas pembangkit listrik tersebut, 2350 MW diantaranya direncanakan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), yang dalam akselerasi pembangunannya akan membutuhkan banyak tenaga ahli bendungan,” jelas Nasri Sebayang.

Pemerintah melalui PLN dan dengan dukungan pengembang swasta, merencanakan sampai dengan 2025 akan terus membangun PLTA hingga mencapai total 14300 MW. Beberapa PLTA yang sedang dalam proses perencanaan dan pembangunan diantaranya adalah Bendungan PLTA Peusangan 1 dan 2 (86 MW) di Sumatera, Bendungan Serba Guna an PLTA Jatigede (110 MW) di Jawa Barat, Bendungan PLTA Poso (195 MW) di Sulawesi dan Bendungan PLTA Genyem (20 MW) di Papua.

“Saya berharap agar SDM ahli bendungan semakin bertambah dan dapat bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia agar dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia di bidang keahlian bendungan serta untuk mendukung pembangunan dan pengelolaan bendungan,” imbuh Direktur Jenderal SDA, Mudjiadi. (tin/nan kompuSDA)

 

  • Superman

Share this Post