Danau merupakan salah satu sumber air utama yang menyiapkan air dan hujan, air tanah, mata air dan sungai, dan memiliki beberapa fungsi seperti ekosistem untuk konservasi lingkungan, memancing, olahraga air dan tujuan wisata.

"Indonesia memiliki lebih dari 840 danau kecil dan danau besar yang tersebar di berbagai wilayah. Total luasnya sekitar 8400 km2 atau setara dengan lebih kurang 840 km3 penyediaan tampungan air. Namun saat ini ada sekitar 15 danau dikategorikan sebagai danau kritis karena kuantitas dan kualitasnya buruk. Untuk itu dalam rangka melestarikan dan mengelola danau secara benar serta meningkatkan fungsinya untuk kesejahteraan masyarakat, maka perlu untuk melakukan program pengelolaan danau berbasis Wilayah sungai," jelas Direktur Bina OP, Lolly Martina Martief, mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perum Rakyat (PUPR), dalam Acara The 16th World Lake Conference, 8 November 2016, di Bali. Acara ini merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta International  Lake Enviro Committee Foundation Jepang. Untuk kepanitiaan lokal Pemerintah Provinsi Bali dan Universitas Udayana. Turut dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, LIPI, Zainal Arifin dan beberapa delegasi dari berbagai negara seperti India, Australia dan Jepang.

Menurut Lolly terkait dengan 15 danau yang dikategorikan kritis, diantaranya adalah Danau Limboto, Danau Toba, Danau Batur, Danau Kelimitu, Danau Rawapening, Danau Tempe, Danau Tondano, Danau Sentani, Danau Maninjau dan Danau Singkarak, Direktorat Jenderal SDA sedang melakukan program revitalisasi untuk mengembalikan fungsi danau tersebut yaitu rekonstruksi tandon air, pengurangan sedimentasi, pembersihan enceng gondok, konstruksi pengendalian banjir dan perlindungan danau.

"Pembangunan infrastruktur danau dilakukan dengan dua pendekatan. Yang pertama, pembangunan infrastruktur danau untuk menjaga siklus air tetap alami dan untuk memasok kebutuhan air baku dan tahun 2016 dialokasikan sekitar Rp. 187,5 miliar untuk melakukan proyek restorasi pada 7 danau. Pendekatan kedua, mendukung program prioritas pariwisata. dan untuk pendekatan ini di awal 2016 Kementerian PUPR mengalokasikan lebih dari Rp 735 miliar untuk pembangunan infrastruktur seperti pembangunan infrastruktur di Danau Toba yaitu pembangunan jalan tol, restorasi danau dan desain jembatan," kata Direktur Bina OP Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR.

Pada tingkat global pengelolaan danau telah menjadi komitmen berbagai negara dalam upaya menyelamatkan keberlanjutan fungsi ekosistem danau yang kondisinya dinilai semakin memprihatinkan. Terkait dengan hal tersebut, World Lake Conference (WLC) merupakan salah satu forum internasional guna berbagi dan bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan danau dan diinisiasi oleh International Lake Environment Committee Foundation (ILEC) yang berkedudukan di Jepang. WLC pertama dilaksanakan di Shiga, Jepang tahun 1984. WLC telah dilaksanakan 15 kali di berbagai negara antara lain Jepang, Cina, Argentina, Hungaria, Denmark, Kenya , India, Amerika Serikat dan Italia dengan periode sekitar 2 tahun sekali.

Pada WLC 16 akan diadakan di Indonesia. Hal tersebut didasarkan atas apresiasi internasional terhadap upaya penyelamatan ekosistem danau di Indonesia. Untuk itu KLHK mengundang semua pihak terkait pengelolaan danau dari seluruh negara, baik pemerintah maupun masyarakat, perguruan tinggi, LSM dan berbagai kelompok lainnya, untuk berpartisipasi dalam WLC16 yang rencananya akan dilaksanakan di Bali, Indonesia.

WLC16 diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengelolaan danau di Indonesia melalui pembahasan solusi penyelamatan ekosistem danau serta menjadi momentum peningkatan komitmen berbagai pihak dalam upaya penyelamatan ekosistem danau di Indonesia dan di tingkat internasional melalui transfer pengetahuan dan pengalaman antar peserta konferensi serta peningkatan kerjasama global.

Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, mengatakan bahwa tema ini penting bagi nasional dan international karena terkait dengan kesehatan danau dan ketahanan danau dari kehilangan biodiversity dan kerusakan. "Beberapa danau saat ini memang masih mempunyai masalah yang serius seperti peningkatan pertumbuhan penduduk, sedimentasi dan eutrofikasi. untuk itu melalui forum ini selain koordinasi antar kementerian atau lembaga terkait juga antar negara, sehingga danau-danau yang ada di dunia khusus nya di Indonesia tidak punah dan dapat dilestarikan," imbuh  Siti Nurbaya. (tin kompuSDA)

  • kompusda

Share this Post