Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat, maka perlu disusun pola pengelolaan Sumber Daya Air. Penyusunan pola pengelolaan SDA berdasarkan Wilayah Sungai (WS) yang berpedoman pada prinsip keterpaduan antara air permukaan dengan air tanah serta keseimbangan antara upaya konservasi dengan pendayagunaan SDA.

 

Guna memaparkan Pola yang sudah disusun agar dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat luas secara maksimal maka diperlukan kegiatan Sosialisasi. Oleh sebab itu, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera-I mengadakan sosialisasi “Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Aceh Meureudu”. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Grand Blang Asan di Kabupaten Pidie pada tanggal 18-19 Juli 2016 yang dihadiri oleh 40 orang peserta dari 30 instansi pemerintah terkait.

 

Dalam sambutannya, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera-I yang diwakilkan oleh Kasie O&P BWS Sumatera-I mengatakan "Kabupaten Pidie merupakan salah satu Kabupaten yang termasuk dalam lingkup Wilayah Sungai Aceh Meureudu khususnya daerah hilir. Jika kita berpatokan pada penanganan berdasarkan daerah aliran sungai, Kabupaten Pidie merupakan daerah yang sangat memungkinkan untuk menerima dampak serius dari kegagalan pengelolaan SDA di bagian hulu. Kegagalan pengelolaan SDA menyebabkan daerah tersebut rawan akan terjadinya kekeringan, bahkan merupakan titik terakhir yang akan menerima dampak banjir seperti yang kita saksikan pada beberapa tahun belakangan ini".

 

Dengan capaian produksi mencapai 1 juta ton/tahun, Kabupaten Pidie mempunyai potensi untuk menjadi lumbung pangan nasional oleh karena itu pengelolaan sumber daya air yang baik sangat perlu diperhatikan.

 

Selain Pola Pengelolaan Sumber Daya Air, sosialisasi ini membahas mengenai permasalahan yang akan dihadapi seperti lahan kritis, rawan banjir, rawan longsor, sarana SDA Existing, dan daerah irigasi. (sisdabwssumateraI/argkompuSDA)

  • Superman

Share this Post