Hujan deras yang mengguyur daerah Jakarta dan sekitarnya mebuat beberapa titik banjir kembali muncul di sejumlah tempat di Jakarta. Berdasarkan hasil pantauan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, salah satu titik banjir tertinggi terdapat di Kelurahan Cipinang, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Banjir setinggi 50 cm sampai dengan 100 cm terjadi akibat luapan Kali Sunter.
“Banjir ini terjadi karena luapan Kali Sunter, yang mengalami peningkatan debit air karena hujan turun sangat deras,” jelas Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Imam Santoso ketika meninjau lokasi banjir di Cipinang (21/2) bersama dengan Kepala Balitbang Kementerian PUPR selaku koordinator penanggulangan bencana Danis Sumadilaga, PLT Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Lolly Martina Martief, Kepala BBWS Ciliwung Cisadane T. Iskandar beserta jajaran pelaksana teknis penanggulangan bencana.
Namun banjir tidak semata terjadi karena tingginya curah hujan, Dirjen SDA menambahkan bahwa banjir terjadi karena backwater dari Kali Sunter ke pemukiman warga. “Backwater ini terjadi karena terdapat beberapa daerah yang belum dibebaskan lahannya untuk dilakukan normalisasi Kali Sunter. Bila sudah dilakukan normalisasi, lebar Kali Sunter yang melewati Cipinang seharusnya 18 meter, namun saat ini lebarnya hanya sekitar 6 meter.”
Oleh karena itu terjadi ‘antrian’ air dari Kali Sunter menuju Banjir Kanal Timur (BKT). Air Kali Sunter yang belum sempat mengalir, sudah masuk kembali ke pemukiman warga (backwater).
“Cipinang ini sebenarnya bottle neck air yang akan masuk ke BKT. Bila sudah dilakukan pembebasan lahan oleh Pemda DKI, normalisasi bisa dilanjutkan untuk meningkatkan lebar sungai. Sehingga air dari Kali Sunter dapat lancar mengalir langsung ke BKT,” sebut Kepala BBWS Ciliwung Cisadane.
Selain penanggulangan banjir di Kali Sunter, BBWS Ciliwung Cisadane telah melakukan penanganan darurat banjir untuk beberapa titik lainnya dengan mengerahkan delapan mobile pump dari sembilan mobile pump yang dimiliki. Mobile pump disebar antara lain di wilayah Nasio Indah, Caman, Jatibening, Komplek IKIP, Bintara/Gereja dan Bojong Kulur/Cikeas.
Terdapat enam buah perahu karet dalam kondisi baik yang dimiliki oleh BBWS Ciliwung Cisadane. Dua buah sudah di lapangan, yaitu di Jatibening dan Bojong Kulur.
“Satu mobile pump kami siagakan bila Istana Negara dalam keadaan darurat banjir,” imbuh Kepala BBWS Ciliwung Cisadane. Selain itu, BBWS Ciliwung Cisadane juga memiliki enam belas pos piket banjir yang siaga selama 24 jam penuh di wilayah kerja BBWS.
Dalam tiga Tahun Anggaran, sejak 2014 hingga 2016, BBWS CIliwung Cisadane telah menggelontorkan anggaran sebesar 3 triliyun rupiah untuk penataan dan penanganan titik terdampak banjir di wilayah kerja BBWS Ciliwung Cisadane. (kty/nan KompuSDA)
- kompusda