Bencana banjir bandang yang mengguncang Kota Garut pada 20 September 2016 malam, mengakibatkan 34 orang meninggal dan 19 orang hilang. Hal ini kemudian menjadi perhatian masyarakat, termasuk Komisi V DPR untuk melakukan kunjungan kerja ke lokasi bencana.
Bekerja sama dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA), Kementerian PUPR dan BBWS Cimanuk Cisanggarung, para anggota Komisi V DPR mengunjungi Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimacan di Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat (27/9) yang terkena musibah cukup parah. Kegiatan ini dihadiri pula oleh Direktur Sungai dan Pantai Ditjen SDA, Hari Suprayogi dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Muhammad Mazid, serta perwakilan dari Pemerintah Daerah Garut.
Menurut Muhammad Mazid, bencana ini disebabkan oleh curah hujan dan debit air yang cukup tinggi yaitu sebesar 1.060 m3/detik sehingga menyebabkan aliran air di Sungai Cimanuk meluap. Dari 7 kecamatan yang terkena dampak banjir bandang, terdapat 2 kecamatan yang paling parah dampaknya yaitu Kecamatan Garut Kota dan Tarogong Kidul.
Ditjen SDA melalui BBWS Cimanuk Cisanggarung hingga saat ini telah melakukan pekerjaan tanggap darurat di beberapa titik lokasi bencana berupa mobilisasi 3 unit excavator dan penyediaan 1.100 unit kawat bronjong untuk perkuatan tanggul sungai. "Pekerjaan ini diharapkan selesai dalam waktu tiga minggu", jelas Muhammad Mazid.
Sejak tahun 2008, Ditjen SDA telah melaksanakan pekerjaan konstruksi tanggul Sungai Cimanuk sepanjang 4 kilometer. Hingga terjadinya bencana ini, tanggul tersebut masih kokoh berdiri dan hanya sedikit yang mengalami kerusakan. (ech kompuSDA)
- Publikasi