Terjadinya pergeseran dan perubahan selama musim hujan dan kemarau, serta pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi mengakibatkan banjir. Tidak di pusat kegiatan pariwisata internasional di Provinsi Bali.
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida tengah membangun prasarana pengendali banjir pada tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) di Provinsi Bali, yaitu di Tukad Unda Klungkung, Tukad Badung dan Tukad Ayung di Denpasar.
Program penataan dan normalisasi sungai ini nantinya bermanfaat untuk mengurangi bencana banjir di tiga DAS besar di Bali. Pekerjaannya dimulai pada 28 Agustus 2020 dan direncanakan selesai pada Desember 2022 melalui sistem kontrak tahun jamak.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa perubahan iklim ini merupakan tantangan dalam pengelolaan sumber daya air. “Saya mengajak semua pihak untuk menjaga daerah tangkapan air melalui penghijauan kembali dan menahan laju alih fungsi lahan,” ujarnya.
Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida Maryadi Utama menyampaikan bahwa BWS Bali Penida, Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten perlu mensinergikan terkait pengendalian banjir aliran dingin yang sering terjadi di DAS Tukad Unda dan lahan yang terjadi pada saat erupsi Gunung Agung.
"Rencana pekerjaan utama yang dilakukan terdiri dari pembangunan Tanggul Tukad Yeh Sah, Cek Dam Tukad Yeh Sah, Tanggul Tukad Unda, Tanggul Penampang Ganda Tukad Unda, dan Pekerjaan Jetty," jelas Maryadi.
Selain itu, juga dibangun sarana pengendali banjir di sepanjang Tukad Badung, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar. Tingginya curah hujan di bagian hulu mengakibatkan longsoran di beberapa tebing di sepanjang Tukad Badung. Salah satu lokasi yang terjadi longsoran berlokasi di SD 6 Ubung, dimana kondisi ini sangat membahayakan keberadaan gedung dan siswa di sekolah tersebut.
Penanganan teknis yang dilakukan berupa tindakan memperkuat tebing sungai dengan struktur beton bertulang sepanjang 56 meter setinggi 15,3 meter dan pasangan batu kali dengan struktur frame beton sepanjang 144 meter, serta pekerjaan groundsill dengan lebar 9,12 meter. Saat ini progresnya telah mencapai 34,59%.
Di Kota Denpasar saat ini juga tengah dibangun prasarana pengendali banjir di Tukad Ayung yang merupakan sungai yang terletak di wilayah Kota Denpasar. Banjir yang terjadi hampir setiap tahun mengakibatkan kerusakan tebing. Oleh karena itu, BWS Bali Penida membangun prasarana tersebut untuk menghindari melipasnya aliran banjir ke pemukiman penduduk maupun ke daerah pertanian.
Penanganan teknis yang dilakukan yaitu memperkuat tebing sungai dengan pasangan batu kali berstruktur frame sepanjang 55 meter setinggi 7,5 m meter dan pasangan batu kali dengan struktur bingkai sepanjang 55 m meter setinggi 5 m meter. Hingga saat ini progresnya telah mencapai 45,24%. (Ersytra)
- kompusda