Waduk Titab yang sekarang sudah berada di tahap akhir pembangunannya, terletak di kabupaten Buleleng. Waduk ini dibangun dengan tujuan untuk mengairi daerah irigasi Saba dan Puluran seluas 1794,82 ha untuk meningkatkan intensitas tanam dari 169% menjadi 275%, selain itu untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 350 lt/det di 3 kecamatan,
yaitu Seririt, Banjar dan Busungblu, untuk menambah cadangan energi listrik sebesar 2×0,75MW serta untuk pariwisata, konservasi dan perikanan.
Pembangunan waduk titab dilaksanakan selama empat tahun (multi years contract) dengan dana APBN senilai Rp.428.712.540.000.
“Waduk Titab sedang on progress dan targetnya di akhir November 2015 akan impounding. Dengan adanya waduk ini beberapa daerah tujuan wisata seperti di hilir ada pelabuhan telukan bawang merupakan sentra industri di utara dan Lovina juga merupakan daerah destinasi wisata di utara, akan di-supply dari waduk ini sebesar 350 liter/detik,†jelas Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada, dalam kunjungan lapangan ke Waduk Titab di Bali (161015).
Dalam kesempatan yang sama, I Putu Eddy Purnawijaya, Kasatker PJPA, BWS Bali Penida mengatakan bahwa pembangunan bendungan Titab sudah dimulai perencanaannya dari tahun 2000 kemudian ditindaklanjuti dengan studi terkait dengan geologi, detail desain, dan kajian dampak lingkungan. Dan sudah bisa dimulai pelaksanaannya tahun 2011.
“Tahun 2011 kita fokus di pembebasan lahan kemudian mengerjakan bangunan pengelak. Sekarang sudah sampai pada tahap pembangunan tubuh bendungan. Secara keseluruhan progressnya mencapai 75%. Sampai saat ini kita sedang mengerjakan timbunannya, kemudian proses plugging atau penutupan sudah dilakukan dari bagian hilir ke tengah. Nanti begitu tubuh bendungannya selesai kita akan lakukan plugging secara keseluruhan. Setelah itu bisa dilanjutkan dengan penggenangan. Penggenangan akan dilakukan secara perlahan sampai dengan elevasi mencapai 159 permukaan air normal, dan air bisa melimpah ke spillway ,†lanjut Putu Eddy.
Untuk pembebasan lahan, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida mengatakan di awal tahun 2011 kita sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah Bali dan pemerintah kabupaten Buleleng, agar lahan yang dibutuhkan sekitar 106 hektar, termasuk daerah green belt bisa dibebaskan. Dan pada akhir tahun 2014, semua lahan yang dibutuhkan sudah bisa dibebaskan, sehingga pada saat impounding diharapkan tidak ada permasalahan lagi, seperti masalah sosial atau lahan.
“Dengan adanya waduk tersebut, Bali yang merupakan daerah tujuan wisata dapat memenuhi kebutuhan sumber daya air khususnya di daerah-daerah yang menjadi prioritas tujuan wisatawan mancanegara dan lokal, seperti daerah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan),†imbuh Kepala BWS Bali Penida.
Selain pembangunan bendungan, BWS bali Penida juga sedang merintis program perlindungan pantai berupa sand nourishment atau beach conservation. Terutama di daerah-daerah tujuan wisata seperti di daerah Nusa Dua, kemudian Seminyak, Peti Tenget dan di timur ada Candi Dasa, di utara ada Lovina, karena di daerah-daerah tersebut mengalami peningkatan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun lokal.- Superman