Solo - Hari Air Sedunia diperingati secara istimewa di Solo. Dipadukan dengan peringatan hari ulang tahunnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta menggelar acara pementasan wayang keroncong di monumen jamban atau ponten kuno peninggalan era kerajaan di Solo.
Pentas dari grup Keroncong Wayang Gendut (Congwaydut) menyuguhkan pertunjukan wayang kontemporer yang dikolaborasikan dengan iringan keroncong dan humor-humor segar, Selasa (21/3/2017) malam.
Lokasi yang dipilih adalah di monumen jamban di Kampung Ngebrusan, Kestalan, Solo. Monumen jamban adalah toilet umum atau ponten yang dibangun pada tahun 1936 oleh KGPAA Mangkunegoro VII. Toilet umum yang dirancang oleh arsitek kenamaan Thomas Karsten tersebut telah menerapkan sistem sanitasi septic tank, sebagai upaya mengubah kebiasaan masyarakat buang air besar di sungai.
Mengambil lakon 'Toya Wening' atau air bening, Congwaydut menyampaikan pesan pementasan tentang pentingnya menjaga sumber air dan menjaga kebersihan lingkungan. Disampaikan dengan penuh gelak tawa sepanjang pertunjukan, bahkan penonton bisa interaktif berdialog dengan dalang dan para komedian yang tampil.
Dwi 'Gendut' Suryanto selaku dalang menegaskan bahwa pertunjukan wayang tetap merupakan media sosialisasi yang tepat untuk menyampaikan pesan-pesan kepada warga. "Dengan ditambahi humor segar dan disampaikan dalam kemasan pementasan yang cair, akan lebih menarik dan pesannya sampai kepada masyarakat," ungkapnya.
Direktur Teknik PDAM Surakarta, Tri Atmojo Sukomulyo, menjelaskan lokasi monumen jaman atau ponten peninggalan Mangkunegoro VII sengaja dipilih PDAM Surakarta untuk menyesuaikan tujuan acara.
"Nama ponten diambil dari bahasa Belanda, fontein, atau dalam bahasa Inggris, fountain, yang artinya air mancur. Ponten ini sebagai simbol bahwa pemerintah saat itu peduli dengan masyarakat yang tidak memiliki jamban. Diharapkan, di lokasi ini masyarakat sadar akan pentingnya sanitasi. Tema ulang tahun kami tahu ini memanga adalah tentang sanitasi umum," ujar Tri.
(mbr/mbr)
- admin