Box Layout

HTML Layout
Backgroud Images
Backgroud Pattern
blog-img-10

Posted by : ppid_cimancis

PEMBANGUNAN SALURAN IRIGASI CINTAKARYA RAMPUNG: DORONG KETAHANAN PANGAN GARUT LEWAT P3-TGAI

Dalam upaya mempercepat terwujudnya swasembada pangan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung melalui Program P3-TGAI telah menyelesaikan pembangunan saluran irigasi sepanjang 272 meter di Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, yang kini melayani area pertanian seluas 86 hektare. Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWS Cimanuk Cisanggarung meninjau langsung lokasi melalui kegiatan P3-TGAI sebagai bentuk komitmen untuk memastikan infrastruktur berfungsi optimal dan memberi manfaat nyata bagi petani setempat.

 

Secara teknis, saluran sepanjang 272 meter ini dirancang untuk memperlancar distribusi air dari sumber ke jaringan tersier dan petak-petak sawah sehingga aliran menjadi lebih merata dan dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman. Pekerjaan P3-TGAI bersifat padat karya dan berbasis peran serta masyarakat — sehingga selain memperbaiki fisik jaringan irigasi, program juga memberdayakan P3A setempat dalam pengelolaan dan pemeliharaan saluran agar fungsi teknisnya bertahan lama. (Pedoman P3-TGAI/Permen PUPR)

 

Manfaat langsung yang diharapkan mencakup: (1) stabilisasi pasokan air sehingga mengurangi risiko gagal panen pada musim kemarau; (2) peningkatan efisiensi distribusi air sehingga lebih banyak air sampai ke akar tanaman; (3) peningkatan intensitas tanam apabila kondisi air memungkinkan; dan (4) peningkatan pendapatan petani melalui tambahan hasil panen. Dampak sosial-ekonomi tambahan adalah penyerapan tenaga kerja lokal selama pelaksanaan dan penguatan kapasitas P3A dalam pengelolaan jaringan irigasi. Prinsip pelaksanaan yang berbasis masyarakat juga memperkuat keberlanjutan operasi dan pemeliharaan

 

Dukungan data: menurut dataset produktivitas padi Kabupaten Garut, rata-rata provitas padi di beberapa kecamatan Garut berada di kisaran 6,7 ton per hektare (value contoh 67,3 kw/ha pada data provinsi/kabupaten yang tercatat dalam satuan kwintal/ha → 6,73 t/ha). Jika saluran Cintakarya ini berfungsi optimal sehingga meningkatkan efisiensi pengairan—mengacu pada temuan Ditjen SDA dan kajian P3-TGAI yang menunjukkan peningkatan efisiensi jaringan bisa berada pada kisaran 20–30% dan berpotensi mendorong kenaikan produktivitas 10–15%—maka estimasi konservatif peningkatan hasil panen adalah sekitar 0,67–1,01 ton per hektare (10–15% dari 6,7 t/ha). Untuk cakupan 86 hektare, potensi tambahan produksi gabah kering giling tiap musim tanam diperkirakan ±58–86 ton, yang berarti kontribusi nyata terhadap pasokan pangan lokal dan pendapatan petani. (Perhitungan proyeksi berbasis data provitas dan asumsi efisiensi P3-TGAI)

 

Landasan hukum dan kebijakan yang relevan antara lain Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi, serta Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi yang menempatkan percepatan irigasi sebagai prioritas nasional; serta pedoman teknis pelaksanaan P3-TGAI yang diatur dalam Peraturan Menteri PUPR (Pedum P3-TGAI / Permen PUPR) yang mengatur mekanisme swakelola oleh P3A, aspek padat karya, dan tata kelola anggaran. Selain itu, pengelolaan sumber daya air berpegang pada ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air. Pelaksanaan proyek di Desa Cintakarya merupakan implementasi langsung amanat kebijakan tersebut.


Rampungnya saluran irigasi Cintakarya adalah langkah teknis sekaligus sosial: teknis karena memperbaiki distribusi air; sosial karena memberdayakan masyarakat melalui P3-TGAI. Untuk memaksimalkan manfaat yang diproyeksikan, kami merekomendasikan: (1) monitoring operasi pasca-konstruksi (kinerja aliran dan kebocoran), (2) pembinaan berkelanjutan bagi P3A untuk O&M, dan (3) pendampingan teknis-pertanian (varietas & pemupukan) agar peningkatan pasokan air benar-benar terkonversi menjadi peningkatan produktivitas. Dengan langkah-langkah itu, saluran 272 m ini dapat menjadi pemicu nyata peningkatan produksi padi dan kesejahteraan petani di Garut