Perkuat Perlindungan Kota Palembang dari Ancaman Banjir: Dirjen SDA Tinjau Infrastruktur Pengendali Banjir Sungai Bendung

Perkuat Perlindungan Kota Palembang dari Ancaman Banjir: Dirjen SDA Tinjau Infrastruktur Pengendali Banjir Sungai Bendung
Foto: Palembang - Sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia, Kota Palembang seringkali dihadapkan pada tantangan serius terkait banjir

Palembang - Sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia, Kota Palembang seringkali dihadapkan pada tantangan serius terkait banjir. Untuk memperkuat perlindungan kota dari ancaman ini, Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Dwi Purwantoro, melakukan peninjauan langsung terhadap Infrastruktur Pengendali Banjir Sungai Bendung. Kunjungan ini dilaksanakan pada Selasa (19/8), hal ini menegaskan komitmen pemerintah pusat dalam mengatasi permasalahan banjir di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.

Sungai Bendung merupakan bagian integral dari sistem drainase perkotaan Palembang. Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Bendung memiliki luas 17,25 km² dengan panjang sungai sekitar 5,4 km. Sebagai sistem major drain, Sungai Bendung memiliki peran krusial dalam mengalirkan air dan bermuara di Sungai Musi, sungai utama yang melintasi Palembang.

Namun, kinerja infrastruktur pengendali banjir di Sungai Bendung belum optimal dalam mereduksi dampak banjir. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, adanya pendangkalan di beberapa ruas sungai dan anak Sungai Bendung, hal tersebut mengurangi kapasitas penampungan dan aliran air. Kedua, kapasitas pompa yang ada saat ini belum terpenuhi sesuai dengan rencana kebutuhan, sehingga kemampuan untuk menguras genangan air masih terbatas. Kedua permasalahan ini secara kumulatif menghambat efektivitas sistem pengendali banjir dan membuat Kota Palembang rentan terhadap genangan saat intensitas hujan tinggi.

Menyikapi kondisi tersebut, Direktorat Jenderal SDA melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII tengah melaksanakan serangkaian kegiatan strategis pada Tahun Anggaran 2025. Langkah-langkah ini difokuskan pada peningkatan kapasitas dan optimalisasi infrastruktur yang ada diantaranya:

  • Pembangunan Dinding Penahan Tanah (DPT) & Rumah Pompa Seduduk Putih: Proyek ini mencakup pembangunan DPT untuk memperkuat tebing sungai dan rumah pompa baru di area Seduduk Putih dengan kapasitas 3 m³/detik. Penambahan kapasitas pompa ini diharapkan dapat mempercepat penyedotan air dari daerah rawan genangan.
  • Normalisasi Kolam Retensi, Pemotongan Ambang, dan Penambahan Pompa Kolam Retensi Bendung: Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi optimal kolam retensi, yaitu sebagai penampung sementara air hujan. Normalisasi akan meliputi pengerukan sedimen, sementara pemotongan ambang akan meningkatkan efisiensi aliran air masuk dan keluar kolam. Penambahan pompa dengan kapasitas 2 m³/detik di kolam retensi Bendung akan lebih jauh meningkatkan kemampuan pengelolaan air.

Selain upaya jangka pendek, Direktorat Jenderal SDA juga telah menyusun rencana kegiatan pengendalian banjir Sungai Bendung yang lebih komprehensif untuk periode Tahun 2026 - 2028. Rencana ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penguatan fisik hingga penerapan teknologi dan solusi berbasis alam:

  1. Pekerjaan Perkuatan Tebing Sungai Bendung CCSP: Pemasangan Concrete Cylinder Sheet Pile (CCSP) akan memperkuat tebing sungai dan mencegah erosi, menjaga stabilitas dan kapasitas saluran air.
  2. Normalisasi Sungai Bendung: Pengerukan dan pelebaran alur sungai secara menyeluruh akan mengembalikan kapasitas alami sungai dalam menampung dan mengalirkan air.
  3. Pengadaan dan Pemasangan Pompa 2 Unit Gate Pump Kapasitas 2x2000 liter/detik (Saluran Parit Hilir): Penambahan pompa berkapasitas besar ini di saluran parit hilir sangat penting untuk mempercepat penyedotan air di area hilir DAS Bendung.
  4. Pengadaan dan Pemasangan Pompa Gate Pump Kapasitas 3000 liter/detik (Saluran Seduduk Putih): Ini merupakan kelanjutan atau penambahan kapasitas pompa di Seduduk Putih sebagai titik kritis..
  5. Normalisasi Kolam Retensi DAS Bendung (Kolam Retensi Talang Aman dan Kolam Retensi IBA): Normalisasi ini akan dilakukan pada dua kolam retensi penting lainnya di DAS Bendung, yaitu Talang Aman dan IBA, untuk meningkatkan kemampuan penampungan air secara signifikan.
  6. Pekerjaan Penguatan Tebing Kolam Retensi DAS Bendung (Kolam Retensi Talang Aman dan Kolam Retensi IBA): Penguatan tebing kolam retensi akan memastikan daya tahan dan keamanan struktur penampungan air.
  7. Pekerjaan Kolektor Drain (DAS Sungai Bendung): Pembangunan sistem kolektor drain akan membantu mengumpulkan dan mengalirkan air dari area permukiman ke sistem drainase utama secara lebih efisien.
  8. Pengadaan alat Flood Early Warning System (FEWS): Penerapan sistem peringatan dini banjir berbasis teknologi berguna untuk mengambil tindakan pencegahan dan mitigasi lebih awal.
  9. Pekerjaan Nature Based Solution (Taman dan Landscaping Kolam Retensi DAS Bendung): Pendekatan solusi berbasis alam ini tidak hanya akan mempercantik lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada penyerapan air, peningkatan kualitas ekosistem, dan ketahanan terhadap banjir secara alami.

Saat meninjau infrastruktur pengendali banjir Sungai Bendung Dwi mengatakan pentingnya sinergitas antara BBWS Sumatera VIII dengan Pemerintah Daerah sebagai upaya memaksimalkan pengurangan risiko banjir di Kota Palembang sebagai Kota Metropolitan.

“Sinergi ini krusial sebagai upaya kolektif untuk memaksimalkan pengurangan risiko banjir yang kerap melanda Kota Palembang, mengingat statusnya sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia” ujar Dwi.

Dwi menjelaskan bahwa permasalahan banjir di Kota Palembang memiliki dimensi yang kompleks, melibatkan berbagai faktor seperti perubahan iklim, pertumbuhan permukiman yang pesat, serta kapasitas drainase yang belum memadai. 

“Oleh karena itu, penanganan banjir tidak bisa dilakukan secara parsial oleh satu pihak saja, namun memerlukan dukungan dan partisipasi aktif dari Pemerintah Daerah dan keterlibatan masyarakat dalam upaya pengurangan risiko banjir,” lanjut Dwi. 

 

Dengan implementasi berbagai program secara bertahap dan terencana serta adanya sinergi yang komprehensif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, diharapkan Kota Palembang dapat lebih tangguh dalam menghadapi ancaman banjir, sehingga aktivitas perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat dapat berjalan lebih lancar dan aman.

© Copyrights 2024. BWS Bali-Penida.