logo
Sabo sebagai Pengendali Aliran Lahar Dingin
Foto: Presiden Jokowi saat mengunjungi kawasan Taman Wisata Merapi
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi DI Yogyakarta, dan salah satu agenda dari kunjungan kerja ini adalah Pengendalian Banjir Lahar Gunung Merapi. Kunjungan kerja yg berlangsung pada hari ini, 14 Februari 2020, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubono X, dan Plt. Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Widiarto di Taman Nasional Gunung Merapi Jurang Jero, Kali Putih, DI Yogyakarta.
 
“Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang teraktif di Indonesia, erupsi besar terjadi setiap 10 tahun sekali, erupsi kecil terjadi 2 kali dalam 10 tahun, erupsi terbesar terjadi tahun 2010 ( sejak 170 tahun). Erupsi Gunung Merapi menyebabkan terjadinya banjir lahar yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pemukiman, sarana dan prasarana jalan dan bangunan pengairan dan fasilitas umum lainnya,” sebut Widiarto, dalam paparannya yang disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.
 
Program pengendalian banjir layar gunung merapi sudah dilaksanakan sejak tahun 1969 untuk penanggulangan dampak erupsi gunung merapi. Dalam rangka penanggulangan banjir lahar Gunung Merapi pada tahun 1977-1980 disiapin Master Plan (kerjasama Indonesia-Jepang), yang direview tahun 2001 (pasca erupsi 1994) dan tahun 2017 (pascal erupsi besar 2010 yang menghasilkan 140 juta  m3 lahar).
 
Lanjut Widiarto, berdasarkan master plan tersebut dilaksanakan pembangunan Sabo Dam dan Prasarana Pengendali Banjir Lahar secara besar-besaran (272 unit Sabo Dam) yaitu tahun  1986-1992 sebanyak 21 unit, tahun  1995-2001 sebanyak 97 unit, tahun 2005-2020 ada 115 unit dan tahun 2015-2021 terdiri dari 1 unit sand pocket (4 Sabo Dam), Diversion Channel (2,7 km) dan on going 4 unit Sabo Dam baru serta rehab 6 unit Sabo Dam.
 
Kementerian PUPR melaksanakan Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sabo Dam yang salah satu pelaksanaannya di area Taman Nasional Gunung Merapi Jurang Jero di Kali Putih.
 
Sabo Dam Kali Putih merupakan salah satu bendungan yang dimanfaatkan untuk menampung aliran sedimen atau aliran debris di sungai yang menjadi arah aliran erupsi Gunung Merapi. Gunung yang saat ini sedang diwaspadai aktivitasnya oleh BMKG dan masyarakat, dipredisksi akan mengeluarkan banjir lahar hujan dari Gunung Merapi. Bendungan biasa gunanya untuk menahan air, sedangkan Sabo Dam menahan pasir dan batu sementara airnya bisa tetap lewat. Konstruksi Sabo juga di bandung secara bertingkat dengan ukuran berbeda, di mana yang terbesar berada di atas untuk menahan batu-batu besar dan yang paling kecil untuk menahan pasir.
 
Manfaat lainnya sebagai jembatan penghubung antar desa, intake air baku dan irigasi, area wisata. Dan bagian hulu Sabo sebagai lokasi penambangam pasir dan batu secara  terkendali. (tin, din kompuSDA)
Feedback Pengunjung