PPATK: Koruptor Tua Beli Tanah, Koruptor Muda Beli Saham
Berita Balai •
KOMPAS.com - Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso menilai, ada kecenderungan pola pencucian uang yang berbeda antara koruptor muda dan yang tua. Dia mendefinisikan koruptor tua adalah mereka yang berusia sekitar 50 tahun.
"Kira-kira ya, kalau koruptor yang umurnya tua, di atas 50 tahun-an, beli tanah, mobil, emas. Kalau yang muda-muda, belinya saham, asuransi, apartemen. Kalau istri yang muda, belinya mobil-mobil yang girly, kalau istrinya tua-tua, beli Mercedes, BMW," kata Agus di Jakarta, Selasa (1/4/2014). Dia mengatakan, hampir semua pelaku tindak pidana korupsi melakukan pencucian uang.
Pasar modal, lanjutnya, lebih diminati para pemain muda. Koruptor muda ada yang membawa lari uang hasil tindak pidananya ke luar negeri, salah satunya ke Singapura untuk dikelola pihak ketiga. "Uang korupsi dalam negeri dibawa lari ke Singapura, di Singapura lalu ada manajer investasinya, belanja lagi saham-saham di Indonesia," tutur Agus.
Terkait pencucian uang yang dilakukan di Singapura ini, menurut Agus, PPATK telah bekerja sama dengan otoritas di Singapura. Diharapkan, bulan ini ada pertukaran analis Indonesia dengan Singapura.
Menurut Agus, biasanya tindak pidana pencucian uang meninggalkan jejak. PPATK telah bekerja sama dengan 17 mitra, baik dari pihak swasta maupun pemerintah, untuk melacak aliran dana mencurigakan. "Selain kami sudah punya data keuangan orang tersebut, kami juga bisa akses ke e-KTP. Kalau punya perusahaan, kami bisa akses ke sisminbakum," ujar Agus.
Berita

BWS Sumatera I Gelar Sosialisasi Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air

Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) TA 2025 di Desa Paloh Me Kabupaten Bireuen

BWS Sumatera I Gelar Sidang I TKPSDA Empat Wilayah Sungai: Evaluasi Rencana Aksi SIH3 Jadi Fokus Utama

Pengumuman Pengusulan Lokasi Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) TA 2025

"Akar yang Bercerita, Daun yang Menyimpan Hujan"

Air Minum di Aceh: Pilihan Warga, Cerminan Rasa Aman