Alih fungsi lahan di Pegunungan muria menyebabkan terjadinya erosi pada bagian hulu sedimentasi pada sungai-sungai di daerah hilir sehingga pada waktu musim hujan terjadi banjir terutama di wilayah kabupaten Kudus karena berkurangnya luas penampang sungai sehingga air meluap dan menggenangi sebagian besar wilayah Kabupaten Kudus. Bencana banjir menimbulkan kerugian materi yang besar tiap tahun karena lahan pertanian menjadi rusak dan gagal panen serta kegiatan industri menjadi terhambat proses produksinya akibat terkena dampak banjir.

“Untuk mengatasi permasalahan banjir dan kekeringan akan dilaksanakan pembangunan Bendungan Logung yang akan mulai dilaksanakan pada bulan Desember 2014. Dengan adanya Bendungan Logung diharapkan masalah banjir di Kabupaten Kudus akan berkurang dan secara tidak langsung akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” ujar Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, dalam acara penandatanganan kontrak Bendungan Logung, Jakarta, (18/12).

 

Pembangunan Bendungan Logung terletak di Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo dan daerah genanganan yang masuk wilayah Dukuh Sintru, Desa Kandang Mas, Kecamatan Dawe dan Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus yang telah disesuaikan dengan fungsinya dan ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah.

 

Pelaksanaan pembangunan Bendungan Logung berasal dari APBN senilai Rp 641 miliar, dan akan selesai pada tahun 2018. Pelaksana konstruksi Bendungan Logung adalah KSO PT. Waskita Karya (Persero)-PT. Nindya Karya (persero) dan pelaksana konsultan supervisi adalah KSO PT. Virama Karya-PT. Caturbina Guna Persada dan PT. Global Parasindo Jaya.

 

Bendungan Logung selain untuk pengendalian banjir juga untuk penyediaan air baku sebanyak 200 ltr/det, penyediaan air irigasi untuk lahan potensial maksimal + 2180 ha yang terdiri dari luas irigasi Logung sekitar 1200 ha dan rencana pengembangan irigasi sekitar 982 ha sehingga meningkatkan produktivitas tanaman padi dengan intensitas tanam 250 persen dengan tanaman padi-padi-palawija, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro sebesar 0,50 MW. Tipe Bendungan Logung adalah urugan tanah random dengan inti miring, volume total 20.15 juta m3 dan luas areal genangan 144,06 ha.

 

Dalam arahannya, Menteri PU &PERA, Basuki Hadimoeljono mengatakan kerjasama tim dalam bekerja sangat diperlukan terutama dalam setiap pelaksanaan pembangunan infrastruktur pembangunan infrastruktur dapat selesai tepat waktu dan pengawasan dalam pekerjaan juga penting dilakukan agar konstruksi bangunan bendungan yang sesuai dengan usia guna bendungan.

 

“Dalam memenuhi target pemerintahaan saat ini semua jajaran Direktorat Jenderal SDA terutama balai-balai wilayah sungai harus bekerja keras, jangan hanya menjadi e-procurement specialist tapi harus menjadi engineer specialist dalam membangun infrastruktur sumber daya air karena itu adalah ilmu yang sudah kita pelajari sejak dulu dan sebagai desicion maker harus mengambil keputusan sesuai dengan kewenangannya,” jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basoeki Hadimoeljono.

  • Superman

Share this Post